Ekonomi dan Bisnis

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, December 26, 2016

BAB 17

RESUME MIKROEKONOMI BAB 17

1.    Keuangan publik adalah salah satu subbidang ilmu ekonomi terapan utama. Minat yang besar dalam subidang ini adalah ilmu ekonomi perpajakan
2.    Pajak akhirnya dibayar oleh masyarakat. Pajak dapat dikenakan pada transaksi,properti,dan semua jenis hal lain, tapi dalam analisin akhir, pajak dbayar oleh individu atau rumah tangga
3.    Dasar suatu pajak adalah undang-undang atau nilai pengenaan pajak. Struktur tingkat pajak menentukan posrsi dasar yang harus dibayarkan dalam pajak

4.    Pajak yang bebannya bersifat proposional dan konstan terhadap pendapatan ntuk semua rumah tangga disebut dengan pajak proposional. Pajak yang menentut proporsi lebih tinggi dari pendapatan dari rumah tangga berpendapatan lebih tinggi disebut denganpajak progesif. Pajak yang menarik proporsi pendapatan yang lebih rendah dari rumah tangga berpendapatan lebih tinggi disebut   pajak regresif. Di Amerika Serikat,pajak pendapatan bersifat progesif,dan penjualan dan pajak cukai bersifat regresif 

BAB 14

Persaingan Monopolistis dan Oligopoli

Pasar persaingan monopolistis merupakan suatu pasar dimana terdapat banyak produsen yang mengahasilkan barang yang berbeda corak (differentiated products). Ciri-ciri dari pasar persaingan monopolistis ialah sebagai berikut;
  1. Terdapat banyak penjual.
  2. Barangnya bersifat berbeda corak.
  3. Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga.
  4. Masuk ke dalam industri relatif lebih mudah.
  5. Persaingan mempromosikan penjualan sangat aktif.
Keseimbangan Dalam Pasar Persaingan Monopolistis
  • Keseimbangan Jangka Pendek
Keseimbangan yang dicapai suatu perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis adalah sama dengan di dalam monopoli. Perbedaannya, di dalam monopoli yang dihadapi adalah permintaan dari seluruh pasar, sedangkan dalam persaingan monopolistis, permintaan yang dihadapi perusahaan adalah sebagian dari keseluruhan permintaan pasar.
  • Keseimbangan Jangka Panjang
Sepertinya halnya dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, dalam persaingan monopolistis setiap perusahaan hanya mendapat keuntungan normal di dalam jangka panjang. Corak kegiatan perusahaan dalam persaingan monopolistis ketika mendapat keuntungan normal berbeda dengan corak kegiatan perusahaan dalam persaingan sempurna yang juga memperoleh untung yang normal. Perbedaan itu adalah;
  1. Harga dan biaya produksi di pasar persaingan monopolistis lebih tinggi.
  2. Kegiatan memproduksi di pasar persaingan monopolistis belum mencapai tingkat yang optimal.
Penilaian Atas Persaingan Monopolistis
Walaupun perusahaan persaingan sempurna dan perusahaan monopolistis sama-sama mendapat keuntungan normal, tetapi dalam perusahaan monopolistis biaya produksi per unit lebih tinggi, harga barang lebih tinggi dan jumlah produksi lebih rendah. Jadi kesimpulannya perusahaan persaingan sempurna lebih efisien daripada perusahaan monopolistis didalam menggunakan sumber-sumber daya. Pasar persaingan monopolistis memberikan dorongan yang sangat terbatas untuk melakukan perkembangan teknologi. Hal itu disebabkan karena dalam jangka panjang perusahaan hanya memperoleh keuntungan normal. Pasar persaingan monopolistis juga menimbulkan distribusi pendapatan yang lebih merata.
Oligopoli
Oligopoli adalah suatu bentuk pasar dimana terdapat dominasi sejumlah pemasok dan penjual. Pada kenyataannya, Sistem oligopoli yang ada, memiliki konsentrasi pasar yang tinggi.
 Hal ini menunjukkan bahwa persentase yang besar dari pasar Oligopoli ditempati oleh perusahaan-perusahaan komersial negara terkemuka. Perusahaan-perusahaan ini membutuhkan perencanaan strategis untuk mempertimbangkan reaksi dari pesaing lain yang ada di pasar. Oligopoli dalam praktek pasar bebas, sangat menguntungkan para pemilik modal yang banyak.
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk interaksi permintaan dengan penawaran dimana terdapat penjual/produsen yang menguasai permintaan pasar.
Persaingan Pada Pasar Oligopoli, Kasus: Industri Chip Microprocessor
Kebutuhan terhadap microprocessor berkorelasi positif dengan pertumbuhan permintaan terhadap PC. Hal ini dapat dipahami karena pada dasarnya microprocessor merupakan mesin utama dari PC. Sementara teknik pembuatan komputer semakin mudah karena dukungan modularisasi, dan hal ini menghilangkan entry barrier bagi pendatang baru untuk memasuki bisnis perakitan komputer, di pihak lain teknologi pembuatan chip microprocessor semakin kompleks, membutuhkan investasi tinggi dan pada akhirnya hanya sedikit pemain yang dapat bertahan. Dengan demikian struktur pasar yang terbentuk merupakan pasar kompetisi sempurna di hilir (produksi PC), dan oligopoli di hulu (produksi microprocessor).
Saling ketergantungan (inter-dependensi) terjadi antara produsen PC dan microprocessor. Hal inilah yang menjadi latar belakang terjadinya strategi aliansi antara Intel di satu pihak dengan para produsen PC di pihak lain. Intel mengawali strategi ini pada tahun 1980 ketika melakukan lock-in dengan IBM mengalahkan Motorola sebagai pesaing terkuatnya pada waktu itu. Strategi ini dimaksudkan untuk memperluas pangsa pasar secepat mungkin. Selain itu, upaya menciptakan standar baru dalam teknologi PC juga diluncurkan Intel untuk menjawab kondisi pasar yang masih terbelah (fragmented). Standar dimaksud adalah arsitektur terbuka (open architecture) di mana PC dapat menggunakan software dan komponen yang dapat dibeli dari berbagai sumber.
Strategi aliansi terus dikembangkan dengan produsen PC lain seperti Compaq, Dell, Acer, Toshiba, dan lain sebagainya. Motto yang digunakan untuk sekaligus menutup peluang masuknya pesaing adalah Intel Inside. Suatu upaya kompetisi monopolistik yang sangat berhasil. Selain dengan produsen PC, Intel juga menjalin kerjasama dengan Microsoft guna membuka peluang bisnis baru.
Menyusul kemenangan dalam membuat standar baru PC, Intel melakukan kampanye pemasaran yang agresif untuk mengalahkan Motorola, pesaing utamanya. Pada periode ini, produk AMD belum dikenal luas dan oleh karenanya belum dianggap sebagai pesaing kuat. Ketika sukses mulai diraih, Intel justru membuat keputusan strategik meninggalkan produksi DRAM dan fokus hanya pada membuat microprocessor. Keputusan ini bukan merupakan arahan strategik dari manajemen senior tetapi merupakan kebulatan tekad para manajer tingkat menengah (Collis & Pisano, 2002).
Keunggulan Intel, didukung pula oleh strategi operasional berupa komitmen untuk melayani semua kebutuhan industri PC. Intel mengubah proses internal dengan mengoperasikan semua fabs secara simultan, dan memanfaatkan kerja sama dengan pemasok dalam suatu industrial cluster. Produktivitas dan efisiensi menjadi sasaran yang berhasil dicapai dengan strategi ini. Pergulatan menghadapi berbagai tantangan membawa Intel berhasil melakukan tranformasi pasar komputer dari vertical alignment yang berbasis teknologi proprietary menjadi horizontal alignment dengan standar terbuka.
Di pihak lain, AMD sebagai pendatang baru perlahan tapi pasti beranjak dari posisi tidak dikenal berubah menjadi pesaing kuat yang diperhitungkan eksistensinya. AMD lebih dikenal sebagai follower dan bahkan sementara pihak mengatakan produk AMD sebagai tiruan (clone) dari produk Intel. Peran AMD dalam evolusi bisnis microprocessor sungguh penting. Selain menjadi alternatif bagi produk Intel, sehingga dominasi Intel menjadi berkurang, AMD juga menjadi contoh keberhasilan dapat diraih dengan keteguhan mewujudkan visi, ketekunan melahirkan inovasi, dan kedisplinan melaksanakan strategi.

BAB 13

MONOPOLI dan Kebijakan Antitrust

Pengertian Monopoli adalah Secara etimologi, monopoli berasal dari bahasa Yunani, yaitu “monos”, yang artinya satu atau sendiri, dan “polein” yang artinya menjual atau penjual. Berdasarkan etimologi monopoli tersebut dapat diartikan bahwa monopoli adalah kondisi dimana hanya ada satu penjual yang menawarkan satu barang dan jasa tertentu Suyud Margono, Hukum Anti Monopoli (Jakarta:Sinar Grafika,2009), hlm. 6.. Monopoli terbentuk jika hanya ada satu pelaku mempunyai control eksklusif terhadap pasokan barang dan jasa di suatu pasar, dan dengan demikian juga terhadap penentuan harganya.


Tidak adanya pesaing menjadikan monopoli merupakan pemusatan kekuatan pasar di satu tangan, bila di samping kekuatan tunggal itu ada pesaing- pesaing lain namun peranannya kurang berarti, pasarnya bersifat monopolistis. Tentunya karena pada kenyataannya monopoli sempurna jarang ditemukan, dalam praktiknya sebutan monopoli juga diberlakukan bagi pelaku yang menguasai bagian terbesar pasar. Secara lebih longgar pengertian monopoli juga mencakup strukstur pasar dimana terdapat beberapa pelaku, namun karena peranannya yang begitu dominan, maka dari segi praktis pemusatan kekuatan pasar    sesungguhnya ada disatu pelaku saja

Kebijakan Antitrust

Pada tahun 1890 muncul Sherman Act, antitrust ini muncul karena kemarahan publik atas mengingkatnya konsentrasi kekuatan ekonomi dan pelanggaran yang muncul. Tujuan dari hukum antitrust ini adalah untuk mencegah monopoli atau konsentrasi kekuatan ekonomi serta untuk memelihara tingkat persaingan yang wajar dalam perekonomian.
Undang-undang antitrust yang paling penting diantaranya :
1.      Sherman Act (1890)
Sherman Act ini merupakan undang-undang antitrust federal yang pertama. Pasal 1 dan 2 menyatakan :
a.       Setiap kontrak, kombinasi dari bentuk sebuah trust aau lainnya, atau konspirasi, yang membatasi perdagangan atau commerce diantara beberapa negara bagianm dan dengan bangsa asing, dengan ini dinyatakan melanggar hukum.
b.      Setiap orang yang memonopoli, bergabung atau berkonspirasi dengan satu atau beberapa orang lain, untuk memonopoli bagian tertentu dari perdaganagan atai commerce di antara bebera[a negara bagian, atau dengan bangsa asing, akan dikatakan sebagai orang yang melakukan tindakan kejahatan ringan.
Jadi, Pasal 1 menjadikan setiap kontrak atau kombinasi dalam pembatasan perdagangan (seperti penentuan harga bersama) adalah melanggar hukum. Pasal 2 menjadikan setiap usaha untuk memonopoli sebuah pasar sebagai tindakan melanggar hukum.
2.      Clayton Act (1914)
Undang-undang ini mencantumkan empat jenis persaingan yang tidak adil yang melanggar hukum :
a.       Pasal 2 dari undang-undang tersebut melarang penjual untuk melakukan diskriminasi harga diantara pembeli, jika diskriminasi harga terserbut secara nyata mengurangi persaingan dan cenderung menimbulkan monopoli. Namun diskriminasi harga diperbolehkan jika dengan niat baik untuk menghadapi persaingan.
b.      Pasal 3 undang-undang tersebut melarang penjual untuk melakukan leasing, menjual, atau membuat kontrak penjualan sebuah komoditas dengan syarat bahwa pembeli atau lesse tidak boleh membeli, melakukan leasing (exclusive and tying contract) tersebut secara nyata mengurangi persaingan dan cenderung menciptakan monopoli.
c.       Pasal 7 dari undang-undang tersebut melarang sebuah perusahaan melakukan perdaganagan untuk memperoleh saham perusahaan saingan atau saham dua atau lebih perusahaan yang bersaing satu sama lain ‘jika pembelian saham antar perusahaan’ (intercorporate stock holdings) tersebut secara nyata mengurangi persaingan dan cenderung menciptakan monopoli.
d.      Pasal 8 dari undang-undang tersebut melarang individu yang sama untuk menjadi anggota ‘direksi dari dua atau lebih perusahaan’ (interlocking directorate) jika berbagai perusahaan tersebut adalah pesaing dan jika yang mempunyai modal, surplus, atau laba ditahan lebih dari $1 juta.
3.      Federal Trade Comission Act (1914)
Undang-undang ini melengkapi Clayton Act. Undang-undang ini membentuk Federal Trade Commission (FTC) untuk menindak para pelanggar undang-undang antitrust dan melindungai masyarakat dari penayangan iklan yang salah dan menyesatkan. Sejak adanya FTC ini tindakan hukum tidak lagi perlu menunggu kelompok-kelompok pribadi untuk menggugat dengan menggunkan biaya sendiri jika dirugikan oleh praktik yang tidak adil dan bersifat monopolistik.
4.      Robbinson-Patman Act (1936)
Undang-undang ini dibuat untuk mengamandemen Clayto Act, dan melarang penjualan yang lebih murah kepada seorang pembeli atau sebuah pasar dengan tujuan merusak persaingan atau menyingkirkan pesaing. Undang-undang ini juga berusaha melindungi pengecer kecil.
5.      Wheelwe-Lea Act (1938)
Undang-undang ini mengamandemen iFederal Trade Commission Act dan melarang penayangan iklan yang salat dan menyesatkan atas produk makanan, obat-obatan, alat-alat korektif, dan produk kosmetik yang diperdagangkan antarnegara bagian. Tujuannya untuk melindungi konsumen dari penayangan iklan yang bohong dan menyesatkan.
6.      Celler-Kefauver Antimerger Act (1950)
Undang-undang ini menutup kelemahan dari Clayton Act dengan melarang tidak hanya pembelian saham tetapi juga aset perusahaan saingan, jika pembelian tersebut secara nyata mengurangi persaingan atau cenderung menciptakan monopoli. Jadi undang-undang ini melarang setiap jenis merger : merger horosontal, merger vertikal, dan konglomerasi.

E.     Penegakan Hukum Antitrust Dan Gerakan Deregulasi
Penegakan Hukum Antitrust: Beberapa Pengamatan Umum
Penegakan hukum antitrust telah menjadi tanggung jawab Divisi Antitrust dari Departemen Kehakiman serta Federal Trade Commission (FTC). Secara umum, Departemen Kehakiman menegakkan hukum yang terkandung dalam Sherman Act dan Pasal 7 (pasal antimerger) Clayton Act secara pidana, sementara FTC menegakkan pasal lain dari Clayton Act secara perdata. Gugatan Antitrust bisa diprakarsai oleh Departemen kehakiman, FTC, jaksa tinggi negara bagian, dan oleh kelompok-kelompok pribadi.
Pelanggaran atau dugaan terhadap pelanggaran antitrust diatasi dengan beberapa cara diantaranya :
1.      Pembubaran dan pelepasan
2.      Keputusan
Keputusan adalah perintah pengadilan yang mengharuskan terdakwa berhenti melakukan tindakan antikompetitif tertentu atau melaksanakan tindakan kompetitif yang diperintahkan.
3.      Surat keputusan perjainjian pembubaran dan pelepasan (dissolution an divestiture)
Surat keputusan perjanjian adalah sebuah kesepakatan, tanpa persidangan di pengadilan, antara terdakwa (tetapi tanpa menyatakan dirinya bersalah) dan Departmen Kehakiman yang di dalamnya terdakwa setuju untuk mematuhi aturan perilaku bisnis yang ditetapkan dalam kesepakatan tersebut.
Penegakan Hukum Antitrust: Struktur
Penegakan hukun antitrust untuk mencegah meunculnya struktur industri yang antikompetitif, merupakan pelaksanaan Pasal 2 Sherman Act yang melarang monopolisasi dan usaha atau konspirasi untuk memonopolisasi, dan penerapan Pasal 7 Clayton Act, dan Celler-kefauver Act, yang melarang merger yang secara nyata mengurangi persaingan.
Penegakan Hukum Antitrust: Perilaku Bisnis
Kebijakan antitrust juga diarahkan yntuk mengatasi perilaku bisnis industri yang antikompetitif. Mahkamah Agung AS melarang kolusi harga riil dan diskriminasi harga, jika secara nyata mengurangi persaingan dan cenderung menciptakan monopoli. Secara lebih khusus, Mahkamah Agung menyatakan bukan hanya kartel sebagai tindakan yang melanggar hukum, tetapi juga berlaku untuk kesepakatan atau kolusi informal untuk membagi pasar, mematok harga, atau membuat skema kepemimpinan harga. Kebersamaan yang disengaja yaitu pelaksanaan kebijakan yang sejalan dan seiring oleh para oligopolis atas dasar saling ketergantungan yang mereka sadari, disebut sebagai tindakan melanggar hukum jika mencerminkan kolusi.
Aspek yang paling sulit dalam menegakkan Pasal 1 Sherman Act adalah membuktikan kolusi tersembunyi atau informal. Kadang-kadang kasusnya sangatlah jelas.R

BAB 12

EKUILIBRIUM UMUM DAN EFISIENSI PERSAINGAN SEMPURNA

Perusahaan adalah unit produksi utama dalam perekonomiaan pasar. Perusahaan yang memaksimalkan laba yang merupakan batasan pembahasan, menghasilkan laba dengan menjual produk dan jasa dengan harga yang lebih tinggi dari pada produksinya. Semua perusahaan pasti akan membuat tiga keputusan penting yaitu:
1). Berapa output yang akan ditawarkan
2). Bagaiamana memproduksi output tersebut yakni teknologi apa yang akan digunakan
3). Berapa masing-masing input yang harus diminta
Perusahaan kompetitif sempurna akan mengalami ekulibrium jangka pendek apabila biaya dan harga marjinal sama ((P=MC). Namun dalam jangka panjang, ekuilibrium di pasar kompetitif hanya akan dicapai apabila laba ekonomis telah dieliminasi. Proses penelahan kondisi ekuilibrium di pasar individual dan di rumah tangga serta perusahaan individual secara terpisah disebut dengan analisis ekuilibrium parsial (partial equilibrium analysis). Ekuilibrium umum (general ekuilibrium) terjadi apabila semua pasar dalam sebuah perekonomiaan secara serentak berada dalam ekuilibrium.
PENYESUAIAN PASAR TERHADAP PERUBAHAN PERMINTAAN
Pasar mengalami pergeseran permintaan, baik naik atau turun; biaya dan teknologi berubah; dan harga serta ouput juga berubah. Tingkat suku bunga yang rendah dan meningkatnya pendapatan telah mengakibatkan permintaan rumah bergeser ke kanan. Kenaikan permintaan ini menyebabkan harga rumah menjadi lebih tinggi dan entri baru dengan membangun perusahaan yang mencari laba ekonomi.
EFISIENSI ALOKATIF DAN EKUILIBRIUM KOMPETITIF
EFISIENSI PARETO
Definisi yang dikemukakan Pareto yang sangat tepat tentang efisiensi sering disebut efisiensi Pareto atau optimalitas Pareto. Sistem yang efisien, atau optimal Pareto, adalah sistem dimana perubahan seperti itu tidak mungkin terjadi.



EFISIENSI PERSAINGAN SEMPURNA
Ketiga pertanyaan dasar itu meluputi:
1). Apa yang akan diproduksi. 2). Bagaimana memproduksinya. 3). Siapa yang menerima apa yang diproduksi itu.
Alokasi Sumber Daya yang Efisien di Antara Perusahaan. Definisi sederhana tentang efisiensi menyatakan bahwa perusahaan harus memproduksi produknya dengan menggunakan teknologi terbaik yang ada yakni, dengan biaya terendah. Untuk memaksimalkan laba, perusahaan harus meminimalkan biaya produksi pada tingkat output yang dipilihnya. Dengan pengetahuan sepenuhnya teknologi yang ada, perusahaan akan memilih teknologi yang mampu memproduksi output yang diinginkannya dengan biaya minimal.
SUMBER KEGAGALAN PASAR
Kegagalan pasar (market failure) terjadi ketika sumber daya salah dialokasikan, atau dialokasikan secara tidak efisien. Sumber kegagalan pasar:
1). Struktur pasar yang tidak sempurna, atau perilaku non kompetitif
2). Eksistensi barang public
3). Keberadaan biaya dan manfaat eksternal
4). Informasi tidak sempurna.
PASAR TIDAK SEMPURNA
Antara monopoli dan persaingan sempurna ada sejumlah struktur pasar kompetitif tidak sempurna lain. Industri oligopolistik dibentuk oleh perusahaan kecil, yang masing-masing memiliki derajat kekuatan penetapan harga. Industri kompetitif monopolistis dibentuk oleh sejumlah perusahaan besar yang mendapatkan kekuatan penetapan harga dengan mendereferensiasikan produk mereka atau dengan menetapkan merek dagang mereka. Dalam semua industry kompetitif tidak sempurna, output lebih sedikit produk diproduksi dalam jumlah dibawah yang seharusnya dan harga lebih tinggi dari persaingan sempurna. Kondisi ekuilibrium P=MC tidak terpenuhi, dan sistem tidak memproduksi produk yang tidak efisien.



BARANG PUBLIK
Barang publik adalah barang atau jasa yang memberikan manfaat kolektif bagi masyarakat; dalam arti tertentu, barang dan jasa ini, dikonsumsi secara kolektif. Contoh klasiknya adalah pertahanan nasional, contoh yang lain adalah: perlindungan polisi, keamanan dalam negeri, perlindungan suaka margasatwa, dan kesehatan masyarakat.
EKSTERNALITAS
Eksternalitas adalah biaya atau manfaat yang di tanggung atau dibebankan pada individu atau kelompok yang tidak terlihat dalam transaksi itu dengan kata lain, sesuatu yang mempengaruhi pihak ketiga.
INFORMASI TIDAK SEMPURNA
Kesimpulan bahwa pasar bekerja secara efisien sangat tergantung pada asumsi bahwa konsumen dan produsen memiliki pengetahuan yang lengkap tentang karakteristik produk, harga yang berlaku, dan seterusnya. Tidak adanya informasi yang lengkap itu bias menyebabkan transaksi yang akhirnya tidak menguntungkan

BAB 11

PERMINTAAN INPUT: PASAR MODAL DAN KEPUTUSAN INVESTASI

Tiga faktor utama produksi adalah tanah, tenaga kerja, dan modal. Harga factor ditentukan oleh interaksi penawaran dan permintaan di pasar factor. Tingkat upah ditentukan di pasar tenaga kerja, harga tanah ditentukan di pasar tanah, dan harga modal ditentukan di pasar modal.
Dalam pasar tenaga kerja, rumah tangga menawarkan tenaga kerja mereka secara langsung ke perusahaan dengan imbalan upah. Dalam pasar tanah, pemilik tanah menyewakan atau menjual tanah mereka langsung pada perusahaan dengan imbalan sewa atau harga yang disepakati. Tapi, dalam pasar modal, rumah tangga sering secara tidak langsung menawarkan sumber daya keuangan yang diperlukan oleh perusahaan untuk membeli modal.
MODAL, INVESTASI, DAN DEPRESIASI
MODAL merupakan salah satu konsep terpenting dalam semua ilmu ekonomi adalah konsep modal (capital). Barang modal adalah barang yang diproduksi oleh sistem ekonomi yang digunakan sebagai input untuk memproduksi barang dan jasa lain di masa depan.
Modal Berwujud. Kategori utama modal fisik (physical capital), atau modal berwujud (tangible capital) adalah
1). Bangunan non perumahan (misalnya: bangunan kantor, pabrik, pusat perbelanjaan).
2). Peralatan tahan lama (mesin, truk, panggangan roti, mobil).
3). Bangunan perumahan
4). Persediaan barang input dan output yang disimpan dalam perusahaan.
Modal Sosial: Infrastruktur. Modal Sosial/infrastruktur adalah modal yang memberikan jasa bagi masyarakat
Modal Tak Berwujud. Beberapa modal tidak berwujud (non material) tetap memenuhi definisi tentang modal. Dimensi waktu dimensi terpenting dari modal adalah ketahanannya terhadap waktu. Jasa tenaga kerja digunakan pada saat jasa itu diberikan. Nilai Modal adalah sebesar nilai jasa yang diberikannya dari waktu ke waktu.
Mengukur Modal. Ukuran persediaan modal (capital stock) perusahaan adalah nilai pasar saat ini dari pabrik, peralatan, persediaan, dan aset tak berwujud.

INVESTASI DAN DEPRESIASI
Ukuran persediaan (ukuran stok atau stok measure) dinilai pada titik tertentu, sedang ukuran aliran (flow measure) dinilai atas suatu periode tertentu.
Investasi adalah aliran yang mengingatkan persediaan modal. Karena memiliki dimensi waktu. Depresiasi adalah penurunan nilai ekonomis aset (sumber daya) dari waktu ke waktu.
PASAR MODAL
Pendapatan yang dihasilkan dari tabungan yang telah digunakan melalui pasar modal keuangan disebut dengan pendapatan modal (capital income). Pendapatan modal diterima oleh rumah tangga dalam banyak bentuk, dua yang terpenting adalah bunga dan laba.
Bunga. Bentuk pendapatan modal yang paling umum yang diterima oleh rumah tangga adalah bunga. Bunga (interest) adalah pembayaran yang dilakukan dari penggunaan uang.
Laba.  Laba (profit) adalah kata lain untuk pendapatan bersih suatu perusahaan: penerimaan dikurangi biaya produksi. Saham biasa adalah sertifikat yang mewakili kepemilikan saham suatu perusahaan, biasanya adalah PT (koperasi).
Fungsi Bunga dan Laba. Pendapatan modal memiliki beberapa fungsi: 1. Bunga dapat berfungsi sebagai insentif untuk menunda keputusan. 2. Laba bertindak sebagai imbalan atas inovasi dan pengambilan resiko,
PERMINTAAN MODAL BARU DAN KEPUTUSAN INVESTASI
Ekspektasi Manfaat Investasi. Proses Investasi menuntut investor potensial untuk mengevaluasi ekspektasi aliran jasa produktif di masa depan yang akan dihasilkan oleh proyek investasi.
Ekspektasi Biaya Investasi. Manfaat segala proyek investasi mengambil bentuk laba masa depan. Laba ini harus di ramaikan, tapi biaya harus juga di evaluasi.

Kurva permintaan investasi memperlihatkan permintaan modal dalam perekonomiaan sebagai fungsi tingkat bunga pasar. Yang hanya didanai hanya proyek investasi yang diharapkan akan menghasilkan tingkat penghasilan yang lebih tinggi dari pada tingkat bunga pasar. Tingkat bunga yang lebih rendah seharusnya mendorong investasi.

Sunday, December 25, 2016

BAB 10

PERMINTAAN INPUT: PASAR TENAGA KERJA DAN TANAH

PASAR INPUT: KONSEP DASAR
            PERMINTAAN INPUT: SUATU PERMINTAAN TURUNAN
Permintaan turunan adalah permintaan sumber daya(input) yang tergantung pada permintaan output yang memakai sumber daya tersebut untuk produksinya. Kuantitas output yang diproduksi oleh perusahaan bergantung pada nilai yang dikenakan pasar pada produk perusahaan(permintaan input bergantung pada permintaan output/permintaan input diturunkan(derived) dari permintaan output).
            INPUT: KOMPLEMENTER DAN SUBSTITUSI
Input bisa bersifat komplementer atau substitusi. Dua input yang digunakan bersama dapat meningkatkan, atau melengkapi satu sama lain. Permintaan input suatu perusahaan terkait erat satu sama lain. Peningkatan atau penurunan upah secara alamiah menyebabkan permintaan tenaga kerja berubah, tapi juga memiliki efek atas permintaan modal atau tanah. Jika hendak memahami permintaan input, maka harus memahami hubungan antara tenaga kerja, modal, dan tanah.
            HASIL YANG MAKIN MENURUN
Jangka pendek adalah periode dimana beberapa faktor produksi tetap membatasi kapasitas perusahaan untuk berekspansi. Dengan kondisi seperti ini, perusahaan yang memutuskan untuk meningkatkan output akhirnya akan menghadapi hasil yang makin menurun. Atau bisa dikatakan dengan skala tetap pabrik berarti maka produk marjinal dari input variabel pada akhirnya akan menurun.
            PRODUK PENERIMAAN MARJINAL
Produk penerimaan marjinal adalah penerimaan tambahan yang diperoleh suatu perusahaan dengan mempekerjakan unit input tambahan, ceteris paribus.
           
PASAR TENAGA KERJA
PERUSAHAAN YANG HANYA MENGGUNAKAN FAKTOR PRODUKSI SATU VARIABEL: TENAGA KERJA
Perusahaan yang memaksimalkan laba akan menambah input dalam hal tenaga kerja, perusahaan akan merekrut pekerja selama produk penerimaan marjinal input itu melebihi haga pasar dari input itu dalam hal tenaga kerja, upah.
PERUSAHAAN YANG MENGGUNAKAN FAKTOR PRODUKSI DUA VARIABEL DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
Dalam perusahaan yang menggunakan hanya satu faktor produksi variabel, perubahan dalam harga faktor itu hanya mempengaruhi permintaan faktor itu sendiri. Tapi ketika ada lebih dari satu faktor yang bisa beragam, kita harus mempertimbangkan dampak perubahan dalam suatu harga faktor atas permintaan faktor lain juga.
            BERBAGAI PASAR TENAGA KERJA
Jika pasar tenaga kerja bersifat kompetitif, upah di pasar ini ditentukan oleh interaksi penawaran dn permintaan. Perusahaan akan merekerut pekerja hanya selama nilai produk mereka melebihi upah pasar yang relevan. Hal ini berlaku di semua pasar tenaga kerja yang kompetitif.
PASAR TANAH

            Tanah adalah penawaran yang sangat tetap(inelastis sempurna) secara total. Karena tanah itu memiliki penawaran tetap, kita katakan bahwa tanah itu sudah ditentukan permintaannya(demand determined). Dengan kata lain, harga tanah ditentukan secara eksklusif oleh berapa jumlah yang bersedia dibayarkan oleh rumah tangga dan perusahaan untuknya. Penghasilan segala faktor produksi dalam penawaran tetap disebut sewa murni(pure rent).

BAB 9

BIAYA JANGKA PANJANG DAN KEPUTUSAN OUTPUT

KONDISI JANGKA PENDEK DAN ARAH JANGKA PANJANG
Suatu perusahaan menderita kerugian(loss), jika tingkat penghasilan yang diperolehnya berada di bawah normal. Suatu perusahaan yang mencapai titik impas(breaking even) atau menghasilkan tingkat laba nol adalah perusahaan yang menghasilkan jumlah yang persis sama dengan tingkat penghasilan normal.
            MEMAKSIMALKAN LABA
                        Laba adalah penerimaan total minus biaya total.
            MEMINIMALKAN KERUGIAN
            Perusahaan yang tidak menghasilkan laba positif atau titik impas akan menderita kerugian. Perusahaan yang menderita kerugian terdiri dari dua kategori: (1) perusahaan yang merasa akan lebih beruntung jika menutup  langsung usahanya  dan menanggung kerugian yang sama dengan biaya tetap, dan  (2) perusahaan yang terus beroperasi  dalam jangka pendek untuk meminimalkan kerugiannya.
BIAYA JANGKA PANJANG: SKALA EKONOMIS DAN DISEKONOMIS
            SKALA PENGHASILAN MENINGKAT
Skala penghasilan meningkat atau skala ekonomis adalah peningkatan dalam skala produksi suatu perusahaan mengakibatkan biaya yang lebih rendah per unit yang diproduksi.
SKALA PENGHASILAN KONSTAN
Skala penghasilan konstan adalah peningkatan dalam skala produksi tidak punya efek atas biaya per unit yang diproduksi.
SKALA PENGHASILAN MENURUN
Skala penghasilan menurun atau skala disekonomis adalah peningkatan dalam skala produksi mengakibatkan biaya yang lebih tinggi per unit yang diproduksi.
PENYESUAIAN KONDISI JANGKA PANJANG TERHADAP KONDISI JANGKA PENDEK
            Ketika ada laba jangka pendek dalam suatu industri, perusahaan baru akan masuk dan perusahaan yang ada akan berekspansi. Kejadian ini menggeser kurva penawaran industri ke kanan. Ketika ini terjadi, harga turun dan akhirnya laba terhapuskan.
            Ketika kerugian jangka pendek diderita dalam suatu industri, beberapa perusahaan keluar dan beberapa perusahaan mengurangi skala. Kejadian ini menggeser kurva penawaran industri ke kiri, yang meningkatkan harga dan menghapuskan kerugian.
            Dalam pasar yang efisien, modal investasi mengalir menuju kesempatan laba.

BAB 8



BIAYA JANGKA PENDEK DAN KEPUTUSAN OUTPUT


BIAYA DALAM JANGKA PENDEK
            BIAYA TETAP
Biaya tetap adalah segala biaya yang tidak tergantung pada tingkat output perusahaan. Biaya ini tetap timbul meskipun perusahaan tidak memproduksi apapun. Tidak ada biaya tetap dalam jangka panjang.
BIAYA VARIABEL
Biaya variabel adalah biaya yang tergantung pada tingkat produksi yang dipilih.
            BIAYA TOTAL
                        Biaya total adalah biaya tetap ditambah biaya variabel
KEPUTUSAN OUTPUT: PENERIMAAN, BIAYA, DAN PEMAKSIMALAN LABA
            PENERIMAAN TOTAL DAN PENERIMAAN MARJINAL
Penerimaan total adalah jumlah total yang didapatkan oleh perusahaan dari penjualan produknya.
Penerimaan marjinal adalah penerimaan tambahan yang diterima perusahaan ketika meningkatkan output sebesar satu unit tambahan.
            MEMBANDINGKAN BIAYA DAN PENERIMAAN UNTUK MEMAKSIMALKAN LABA
Sewaktu kita melakukan analisis, bahwa kita melakukannya dengan dua asumsi: (1) industri yang kita teliti adalah industri kompetitif sempurna, dan (2) perusahaan memilih tingkat output yang menghasilkan laba total maksimum.

Selama penerimaan marjinal lebih besar daripada biaya marjinal, meskipun selisih antara keduanya makin kecil, penambahan output berarti menambah laba.

Sunday, October 23, 2016

BAB 7

PERILAKU PERUSAHAAN YANG MEMAKSIMALKAN LABA
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ekonomi  adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Atau dengan kata lain, problema dasar dari Ekonomi adalah bagaimana menggunakan semua sumber daya yang terbatas, untuk selanjutnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sebaik-baiknya. Permasalahan itu kemudian menyebabkan kelangkaan, juga menyebabkan beberapa perilaku yang berasal dari produsen dan konsumen.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dalam dua besaran, yaitu mikro ekonomi  dan  makro ekonomi. Ilmu Ekonomi Makro adalah ilmu yang mempelajari Ekonomi dalam tatarannya terhadap Kebijakan Pemerintah, inflasi dan deflasi, tingkat pengangguran, dan seterusnya.  Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Salah satu bagian dari pembahasan mikro ekonomi adalah mempermasalahkan kemampuan produsen, pada saat menggunakan sumber daya (input) yang ada untuk menghasilkan atau menyediakan produk yang bernilai maksimal bagi konsumennya.
Pembahasan tentang perilaku produsen inilah yang kemudian diangkat sebagai tema untuk melihat sejauh mana sebuah perusahaan dalam memproduksi kebutuhan konsumen-konsumennya. Sehingga kendala pada pengambilan keputusan seberapa banyak peralatan produksi dan jumlah tenaga kerja untuk memenuhi permintaan konsumen-konsumennya.
Dengan pendekatan Ekonomi Mikro, terutama yang menyangkut perilaku produsen, khususnya suatu hukum yang disebut “the law of diminishing of returns” serta produksi optimal, diharapkan dapat dicapai kesimpulan mengenai berapa tingkat penggunaan sumberdaya atau input sehingga mampu menghasilkan keuntungan maksimal bagi perusahaan.
B.     Batasan Masalah
Pada penulisan makalah ini, Penulis hanya akan membahas mengenai :
-          Bagaimana perilaku perusahaan yang memaksimumkan laba ?
-          Bagaimana penggunaan Fungsi produksi  :    -           produk total
-           produk marginal
-           produk rata-rata
      -     Bagaimana fungsi produksi dengan 2 variabel ?
      -     Bagaimana Pilihan Teknologi ?
                  
 1.3   Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini ditujukan untuk mencapai keputusan yang harus di ambil oleh sebuah perusahaan, berapa tingkat penggunaan input sehingga menghasilkan keuntungan maksimal bagi perusahaan.
  
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PERILAKU PERUSAHAAN YANG MEMAKSIMALKAN LABA
1.    Pengertian Perusahaan
              Perusahaan adalah organisasi yang didirikan ketika seseorang atau sekelompok orang memutuskan untuk menghasilkan barang atau jasa guna memenuhi permintaan yang di lihatnya, kebanyakan perusahaan muncul dalam rangka menghasilkan laba. Semua perusahaan harus mengambil beberapa keputusan dasar untuk mencapai hal yang ingin kita asumsikan sebagai laba utama mereka atau keuntungan maksimum.
              Dalam perusahaan ada tiga keputusan yang harus diambil yaitu:
a.    Berapa keluaran yang akan ditawarkan (kuantitas produksi)
b.    Bagaimana memproduksi keluaran itu (tekhnik produksi atauteknologi mana yang akan digunakan?
c.    Dari masing-masing masukan (input), berapa yang akan diminta?
              Pilihan pertama dan terakhir dihubungkan oleh pilihan kedua. Begitu suatu perusahaan memutuskan berapa banyak yang akan diproduksi, pilihan metode produksi menentukan input yang diperlukan oleh perusahaan itu. Jika suatu perusahaan sweater memutuskan untuk memproduksi 5.000 sweater pada bulan ini, perusahaan itu tahu berapa banyak pekerja produksi yang akan dibutuhkan, berapa banyak listrik yang akan digunakan, berapa banyak yang akan dibeli, dan berapa banyak mesin jahit yang akan dijalankan.
              Demikian pula, teknik produksi, segala jenis kuantitas input menentukan jumlah output yang bisa diproduksi. Tentunya jumlah mesin dan pekerja yang dipekerjakan di pabrik sweater menentukan berapa banyak sweater yang di produksi.
              Mengubah teknologi produksi akan mengubah hubungan antara kuantitas input dan output. Suatu kebun buah yang menggunakan peralatan mahal untuk menaikkan mesin pemetik buah ke pohon akan memanen lebih banyak buah dengan pekerja lebih sederhana. Dua teknologi berbeda juga bisa memproduksi kuantitas output yang sama. Misalnya, suatu pabrik tekstil yang sudah terkomputerisasi secara keseluruhan yang hanya mempekerjakan beberapa pekerja untuk menjalankan mesin mungkin memproduksi jumlah sweater yang sama dengan pabrik tanpa mesin canggih tapi menggunakan banyak pekerja. Suatu perusahaan yang memaksimalkan laba memilih teknologi yang meminimalkan biaya untuk tingkat output tertentu.

2.   Keuntungan Dan Biaya Ekonomis
Kita mengasumsikan bahwa perusahaan menjalankan bisnis untuk mencetak laba (keuntungan) dan bahwa perilaku perusahaan diarahkan oleh tujuan pemaksimalan laba.
Laba atau keuntungan (Profit) adalah perbedaan antar penerimaan total dan biaya total.
Laba = penerimaan total – biaya total


Penerimaan (revenue) total adalah jumlah yang diterima dari penjualan produk. Nilainya sama dengan jumlah unit yang terjual (q) dikali harga yang diterima per unit (p). Biaya (cost) total kurang bisa didefinisikan secara langsung. Kita mendefinisikan biaya total disini dengan memasukkan; biaya yang sudah dikeluarkandan dan biaya oportunitas total dari semua input atau factor produksi.
a.       Biaya yang sudah dikeluarkandan (out of pocket cost) kadang-kadang disebut juga dengan biaya ekplisit atau biaya akuntansi.
b.      Biaya oportunitas sering disebut dengan biaya implisit.
Biaya ekonomis meliputui biaya peluang total dari segala input.  Istilah laba mulai sekarang berarti keuntungan (profit) ekonomis. Jadi bila kita katakana laba = penerimaan total – biaya total, yang sebenarnya dimaksudkan adalah
Keuntungan ekonomis = penerimaan total – biaya ekonomis total
Alasan kita memperhitungkan biaya oportunitas adalah karena kita tertarik menganalisis perilaku perusahaan dari sudut pandang investor potensial atau pesaing baru potensial. Jika saya berpikir hendak membeli suatu perusahaan, atau saham di suatu perusahaan, atau memasuki sutu industri sebagai perusahan baru, saya perlu memperhatikan biaya total dari produksi itu. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan keluarga mempekerjakan tiga anggota keluarga tapi tidak member mereka upah, masih ada satu biaya: biaya oportunitas tenaga kerja itu. Dalam mengevaluasi bisnis dari sisi luarnya , biaya ini harus ditambahkan.
Biaya oportunitas yang terpenting yang dimasukkan dalam biaya ekonomis adalah biaya oportunitas modal. Cara kita memperlakukan biaya oportunitas modal adalah menambahkan tingkat penghasilan normal (normal rate f return) sebagai bagian dari biaya ekonomis.
Tingkat penghasilan normal ketika seseorang memutuskan untu memulai suatu perusahaan, orang itu harus menggunakan sumber daya. Untuk mengoperasikan suatu perushaan manufaktur kita perlu pabrik dna beberapa peralatan. Untuk memulai membuka sebuah restoran, kita perlu membeli panggangan, oven, meja, kursi, dan seterusnya. Dengan kata lain, kita harus berinvestasi dalam modal. Untuk memulai suatu bisnis internet, kita perlu situs, beberapa peralatan computer, beberapa software, dan desain situs web. Investasi seperti ini memerlukan sumber daya yang tetap terikat dengan perusahaan sepanjang perusahaan itu masih beroperasi. Bahkan perusahaan yang telah lama beropersi harus terus berinvestasi. Pabrik dan peralatan bisa usang dan harus diganti. Perushaan yang memutuskan untuk berekspansi harus memasukkan modal baru. Hal ini penting bagi perusahaan perseorangan, di mana sumber daya langsung datang dari pemilik sendiri, maupun untuk suatu korporasi, di mana sumber daya yang dibutuhkan untuk investasi datang dari pemegang saham.
Tingkat penghasilan (rate of return) adalah arus pendapatan bersih tahunan yang dihasilkan oleh suatu investasi dinyatakan sebagai presentase dari investasi total. Sebagia contoh, jika seseorang menanamkan investasi $ 100.000 dalam modal untuk memulai restoran kecil dan restoran itu menghasilkan aliran dana $ 15.000tiap tahun, kita katakan proyek ini memiliki “tingkat penghasilan” 15 persen. Kadan kita menyebut tigkat penghasilan sebagai hasil investasi.   
Tingkat penghasilan normal (normsl rate of return) adalah tingkat yang cukup memadai untuk membuat pemilik atau investor tetap puas. Jika tingkat penghasilan turun dibawah normal, akan sulit atau mustahil bagi para manajer untuk menggalang sumber daya yang dibutuhkan untuk membeli modal baru. Pemilik perusahaan itu akan menerima tingkat penghasilan yang lebih rendah daripada yang bisa mereka terima di tempat lain dalam perekonomian, dan mereka tidak akan punya isentif untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut.
            Jika perusahaan memiliki penerimaan yang cukup mantap dan masa depan terlihat aman, tingkat penghasilan normal nilainya sangat dekat dengan tingkat bunga obligasi pemerintah yang bebas risikio. Saya pasti tidak akan membuat para investor tetap tertarik pada perusahaan saya jika saya tidak membayar mereka dengan tingkat penghasilan yang setara dengan obligasi korporasi atau obligasi pemerintah yang bebas risiko. Jika perusahaan saya solid dan kondisi perekonomian mantap, saya mungkin harus membayar tingkat yang jauh lebih tinggi. Akan tetapi, jika perusahaan saya berada dalam industry yang sangat spekulatif dan masa depan perekonomian tidak menentu, saya mungkin harusmembayar tingkat penghasilan yang jauh lebih besar lagi agar pemilik saham saya tetap senang. Sebagai ganti mengambil risiko seperti itu mereka kan berharap adanya penghasilan yang lebih tinggi.
            Tingkat penghasilan yang normal dianggap sebagai bagian biaya total suatu bisnis. Menambahkan tingkat penhasilan normal pada biaya total memiliki implikasi penting: Ketika suatu perusahaan menghasilkan persis sama dengan tingkat penghasilan normal,  perusahaan itu menghasilkan laba nol. Jika tingkat laba positif, perusahaan menghasilkan tingkat penghasilan atas modal yang berada diatas normal.

3.   Keputusan Jangka Pendek Dan Dibandingkan Jangka Panjang
Keputusan yang diambil oleh suatu perusahaan, berapa banyak akan diproduksi, bagaimana memproduksi, dan input apa yang diminta, semuanya mempertimbangkan waktu. Jika suatu perusahaan memutuskan bahwa perusahaan itu ingin melipatgandakan atau melipattigakan outputnya., perusahaan itu perlu waktu mengatur pendanaan, menggunakan jasa arsitek dan kontraktor, dan membangun suatu pabrik baru. Perencanaan ekspansi besar perlu waktu bertahun-tahun. Sementara itu, perusahaan itu harus memutuskan beberapa banyak akan diproduksi dalam kendala pabrik yang lama. Jika suatu perusahaan memutuskan untuk keluar dari suatu bisnis, perlu waktu untuk mengatur cara keluar yang teratur. Mungkin ada kewajiban kontrak yang harus dipenuhi, peralatan yang kan dijual, dan seterusnya. Sekali lagi, perusahaan harus memutuskan apa yang akan dilakukan sementara waktu.
Jangka pendek (Short run) didefinisikan : (1) suatu skala tetap (atau factor produksi tetap) dan (2) tidak ada yang masuk atau keluar dari industri itu. Pertama, jangka pendek didefinisikan sebagai jangka waktu di mana beberapa factor produksi membuat mereka terkunci pada skala operasi saat ini. Kedua, perusahaan baru tidak bisa masuk ke dalam dan perusahaan lama tidak bisa keluar dari suatu industry dalam jangka pendek. Perusahaan mungkin membatasi operasinya, tapi mereka masih terkekang dalam beberapa biaya, mekipun mereka mungkin sedang dalam proses keluar dari bisnis.
Dalam  jangka panjang (long run), tidak ada faktor produksi yang tetap. Perusahaan bisa merencanakan untuk tiap tingkat output yang mereka inginkan. Mereka bisa menggandakan atau melipattigakan output, misalnya. Disamping itu perusahaan baru bisa memulai operasi (memasuki industri), dan perusahaan yang ada bisa keluar dari bisnis (keluar dari industri).
Tidak ada aturan pasti yang memperinci berapa lama jangka pendek itu sebenarnya. Intinya hanyalah bahwa perusahaan membuat dua jenis keputusan : keputusan yang mengatur operasi harian perusahaan itu dan keputusan yang melibatkan perencanaan strategis jangka panjang. Kadang keputusan penting bisa diimplementasikan dalam kurun waktu mingguan, tapi sering pula prose situ perlu waktu bertahun-tahun.

4.   Dasar-Dasar Keputusan
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, tiga keputusan fundamental suatu perusahaan diambil dengan tujuan memaksimalkan laba atau keuntungan. Karena laba sama dengan penerimaan total dikurangi biaya total. Tiap perusahaan perlu tahu berapa banyak biaya produksi produknya dan berapa banyak produk yang bisa dijual pada tingkat itu.
Dasar pengambilan keputusan, yaitu :
a.       Harga pasar output
b.      Tenik produksi yang tersedia
c.       Harga input
Harga output menentukan penerimaan potensial. Teknik yang tersedia member tahu saya berapa banyak tiap input yang saya perlukan, dan harga input member tahu saya bearapa banyak biayanya. Tekik produksi yang tersedia dan harga input yang menentukan biaya.
B.     PROSES PRODUKSI
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
            Teknologi produksi  terkait dengan input dan output. Kuantitas tertentu suatu input dibutuhkan untuk memproduksi tiap jasa atau barang tertentu. Sebagian besar outpu biaya diproduksi dengan sejumlah teknik berbeda. Kita bisa merunthukan bangunan lama dan membebaskan suatu kapling untuk menciptakan sebuah taman dengan beberapa cara, misalnya. 500 laki-laki dan perempuan bisa merobohkannya dengan godam dan membersihkan puing-puingnya dengan tangan ini disebut dengan teknologi pada karya (labor-intensive). Taman yang sama bisa diproduksi oleh dua orang dengan Derek peruntuh, sekop uap, backhoe, dan truk sampaha; ini merupakan teknologi padat modal (capital-intensive).
            Dalam memilih teknologi yang paling cocok, perusahaan memilih salah satu yang meminimalkan biaya produksi. Bagi suatu perusahaan dalam suatu perekonomian dengan penawaran tenaga kerja murah yang berlimpah, tapi sedikit modal, metode produksi yang optimal adalah teknik padat karya.
1.      Fungsi Produksi
Sebuah fungsi produksi menghubungkan input dengan output. Fungsi tersebut menentukan kemungkinan output maksimum yang bisa diproduksi dengan sejumlah input tertentu atau sebaliknya, kuantitas input minimum yang diperlukan untuk memproduksi suatu tingkat Output tertentu. Fungsi produksi ditentukan oleh teknologi yang tersedia bagi sebuah perusahaan. Karena itu, input/output untuk setiap sistem produksi merupakan suatu fungsi dari hubungan tingkat teknologi dari pabrik, peralatan, tenaga kerja, bahan-bahan dan lain-lain yang digunakan perusahaaan tersebut. Setiap perbaikan teknologi seperti pemakaian computer untuk melakukan proses pengendalian yang memungkinkan sebuah perusahaan industri bisa memproduksi sejumlah output tertentu dengan bahan baku yang lebih sedikit, energi dan tenaga kerja yang sedikit, atau adanya suatu program latihan yang bisa meningkatkan produktivitas tenaga kerja, akan menghasilkan sebuah fungsi produksi yang baru. Sifat-sifat dasar dari fungsi produksi bisa dilukiskan melalui penelaahan sebuah fungsi produksi sederhana dengan fungsi produksi baru yang lebih kompleks.
Sifat-sifat dasar dan fungsi produksi bisa dilukiskan melalui penelaahan sebuah fungsi produksi sederhana dengan sistem dua-input satu-output. Perhatikan suatu proses produksi dimana berbagai kombinasi kuantitas antara 2 input (X dan Y) bisa digunakan untuk memproduksi produk Q. Input X dan Y tersebut bisa melambangkan sumber daya-sumber daya seperti tenaga kerja dan modal atau enegi dan bahan baku. Produk Q bisa terwujud TV, video cassette recorder, kapal penumpang, makanan bayi, susu, tekstil dan bisa juga terwujud jasa seperti perawatan kesehatan, pendidikan, perbankan dan asuransi, biro konsultan dan lain-lain

2.      Produk Total, Rata –Rata Dan Marjinal
Telah dibicarakan dimuka bahwa konsep ekonomi yang dikenal sebagai produktivitas faktor produksi atau tingkat penerimaan faktor produksi berperan penting dalam proses penentuan kombinasi-kombinasi input yang optimal dalam suatu sistem produksi. Karena proses optimisasi memerlukan suatu analisis hubungan antara nilai-nilai total dan marjinal dari suatu fungsi, maka akan sangat berguna diperkenalkannya konsep-konsep produk total, rata-rata dan marjinal bagi sumber daya-sumber daya yang digunakan dalam suatu system produksi.

·         Produk Total (PT) adalah jumlah produk yangdihasilkan dari penggunaan sejumlah input
·         Produk Marjinal (PM) dari input variable adalah tambahan output yang akan diproduksi oleh satu satuan tambahan input, jika semua input lain konstan
·         Produk rata-rata (PR) adalah jumlah rata-rata produk dari tiap unit faktor produksi variabel.

Hubungan antar input dan outut (teknologi produksi) yang dinyatakan dengan angka atau secara matematis disebut dengan funsi produksi atau fungsi produk total. Suatu fungsi produksi memperlihatkan unit produk total sebagai fungsi unit-unit input.
Bayangkan misalnya suatu took roti lapis kecil. Semua roti lapis yang dibuat ditoko itu dipanggang, dan took itu hanya punya satu panggangan, yang hanya cukup untu digunakan hanya dua orang. Seperti diperlihatkan oleh kolom 1 dan 2 pada fungsi produksi ditabel 7.2  satu orang yang bekerja sendiri bisa menghasilkan hanya 10 roti lapis per jam, disamping menjawab telpon menunggu pelanggan, menjaga meja tetap bersih, dan seterusnya. Pekerja kedua bisa berada di depan panggangan sepanjang waktu dan tidak cemas terhadap pekerjaan lainnya kecuali hanya memmbuat roti lapis. Karena kedua pekerja itu bisa menghasilkan25 roti lapis, pekerja kedua bisa menghasilkan 25-10=15 roti lapis per jam. Orang ketiga yang mencoba menggunakan panggangan itu makin memmbuat tempat itu sempit, tapi dengan penggunaan ruang yang cermat, roti lapis bisa diproduksi lebih banyak. Pekerja ketiga menambah 10 roti lapis per jam. Perhatikanlah bahwa output tambahan dari pekerja ketiga berkurang karena kendala modal, bukan karena pekerja ketiga kurang efisien atau kurang bekerja keras. Kita asumsikan bahwa semua pekerja sama terampilnya.
Pekerja keempat dan kelima bisa bkerja didepan penggangan hanya ketika tiga pekerja pertama memmbuat acar, memotong bawang bombai dan membungkus roti lapis yang mereka buat. Kemudian tiga pekerja pertama harus menunggu untuk kembali ke panggangan. Pekerja keempat menambah lima roti lapis per jam dan pekerja kelima hanya menambah 2. Penambahan pekerja keenam tidak menambah output sama sekali: kapasitas maksimal saat ini di took itu adalah 42 roti lapis per jam.
Tabel 7.2 Fungsi Produksi
(1)
Unit Tenaga Kerja
(karyawan)
(2)
Produk Total
(Roti Lapis Per jam)
(3)
Produk Marjinal
Tenaga Kerja
(4)
ProdukRata-Rata Tenaga Kerja
(Produk Total + Unit Tenaga Kerja)
0
1
2
3
4
5
6
0
10
25
35
40
42
42
-
10
15
10
5
2
0
-
10,0
12,5
11,7
10,5
8,4
7,0


                                         
C.   FUNGSI PRODUKSI DENGAN DUA FAKTOR PRODUKSI VARIABEL
Sejauh ini kita telah membahas fungsi produksi dengan hanya satu factor produksi variable. Akan tetapi, input bekerja bersama dalam produksi. Secara umun, modal tambahan meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Karena modal-bangunan, mesin, dan seterusnya-tidak berguna tanpa orang yang mengoperasikannya, kita katakana bahwa modal dan tenaga kerja adalah input komplementer.
Suatu contoh sedrhana akan memperjelas hal ini. Perhatikanlah kembali toko roti lapis tadi. Jika permintaan roti lapis mulai melebihi kapasitas toko untuk memproduksinya, pemilik toko mungkin memutuskan untuk memperluas kapasitasnya. Hal ini berarti membeli lebih banyak modal dalam bentuk panggangan baru.
Pengangguran kedua pada dasarnya akan mengadakan kapasitas produktif toko ini. Kapasitas baru yang lebih tinggi akan berarti bahwa toko roti lapis tidak akan mengalami hasil yang menurun dengan cepat. Denga hanya satu panggangan, pekerja ketiga dan keempat kurang produktif karena satu panggangan menjadi sesak orang. Tapi dengan dua panggangan, pekerja ketiga dan keempat bisa memproduksi 15 roti lapis per jam dengan menggunakan panggangan kedua. Pada dasarnya, modal tambahan meningkatkan produktivitas tenaga kerja, yaitu jumlah output yang diproduksi per pekerja per jam.
Seperti halnya panggangan baru meningkatkan produktivitas pekerja ditoko roti lapis, bisnis baru dan modal baru yang digunakan dalam produksi menungkatkan produktivitas pekerja dinegara-negara seperti Malaysia dan india.
Hubungan masalah ini terletak pada jantung masalah produktivitas tingkat nasional dan internasional. Membangun pabrik dan peralatan baru yang modern meningkatkan produktivitas Negara. Sejak 1950-an, misalnya, jepang telah mengakumulasikan modal (yakni membangun pabrik dan peralatan ) lebih cepat dari pada Negara lain didunia. Hasilnya adalah kuantitas rata-rata yang sangat tinggi per pekerja di jepang.

D.    PILIHAN TEKNOLOGI
Contoh toko roti lapis memperlihatkan bahwa input (factor produksi) adalah komplementer. Modal meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Pekerja di toko roti lapis lebih produktif ketika mereka tidak berdesakan disatu panggangan. Demikian pula, tenaga kerja meningkatkan produktivitas modal. Ketika lebih banyak pekerja direkrut di suatu pabrik yang mengoperasikan 50 persen kapasitas, mesin yang sebelumnya menganggur tiba-tiba menjadi produktif.
Akan tetapi, input juga bisa dipergantikan satu sama lain, jika pekerja menjadi mahal perusahaan bisa menggunakan teknologi penghemat tanaga kerja yaitu mengganti tenaga kerja dengan modal. Lini perakitan bisa diotomatiskan dengan mengganti manusia dengan mesin. Dan tanah bisa digantikan oleh modal jika tanah langka. Jika modal bisa menjadi besar, barang dan jasa bisa dihasilkan dengan sejumlah cara. Dengan menggunakan teknologi alternative. Salah satu keputusan utama yang harus diambil semua perusahaan ialah teknologi mana yang akan digunakan.
Perhatikanlah pilihan yang tersedia bagi produsen popok bayi di bawah ini, 5 teknik yang berbeda untuk memproduksi 100 popok sudah tersedia. Teknologi A adalah yang paling padat karya, memerlukan 10 jam tenaga kerja dan 2 unit modal untuk menghasilkian 100 popok (anda bisa menganggap unit modal sebagai jam mesin). Teknologi E adalah yang paling padat modal, yang memerlukan hanya 2 jam tenaga kerja tapi perlu 10 jam waktu mesin.
Untuk memilih teknik produksi, perusahaan harus menemukan pasar input untuk menemukan harga pasar tenaga kerja dan modal saat ini. Berapakah tingkat upah ( ) dan berapakah biaya perjam modal ( )?
Anggaplah bahwa tenaga kerja dan modal semuanya tersedia dengan harga $1 per unit kolom 4 dari table 7.2 menampilkan perhitungan yang diperlukan untuk menentukan teknologi mana yang terbaik. Pemenangnya adalah teknologi C. dengan mengasumsikan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba, perusahaan tersebut akan memilih teknologi yang paling murah. Dengan menggunakan teknologi C, perusahaan tersebut bisa memproduksi 100 popok dengan biaya 58. Keempat teknologi lain memproduksi 100 popok dengan biaya lebih tinggi.
Sekarang anggaplah bahwa tingkat upah ( ) meningkat tajam dari $1 menjadi $5. Anda mungkin mengira bahwa peningkatan ini akan menyebabkan perusahaan mengganti pekerja dengan modal penghemat tenaga kerja. Seperti yang diperlihatkan pada kolom 5 tabel 7.2 peningkatan dalam tingkat upah berarti teknologi E sekarang menjadi pilihan untuk meminimalkan biaya bagi perusahaan tersebut. Dengan menggunakan 10 unit modal dan hanya menggunakan 2 unit tenaga kerja. Perusahaan ini bisa memproduksi 100 popok seharga $20. Semua teknologi lain sekarang biayanya relative lebih mahal.
Ada dua hal yang menentukan biaya produksi:
1.      Teknologi yang tersedia
2.      Harga input
Perusahaan yang memaksimalkan keuntungan akan memilih teknologi yang meminimalkan biaya produksi pada suatu harga input pasar saat ini.


Table 1 input yang diperlukan untuk memproduksi 100 popok dengan menggunakan teknologi alternative
Teknologi
Unit Modal (K)
Unit Tenaga Kerja
A
2
10
B
3
6
C
4
4
D
6
3
E
10
2


Table 2 pilihan peminimalan biaya diantara teknologi alternative (100 popok bayi)

Teknologi
Unit Modal
(k)
Unit Tenaga Kerja (l)
Cost = (L x )
= $5
= $1
(K x )
= $5
= $1
A
2
10
$12
$52
B
3
6
9
33
C
4
4
8
24
D
           6          
3
9
21
E
10
2
12
20


Memandang Kedepan Biaya Dan Penawaran
            Sejauh ini kita baru melihat satu tingkat output. Kita telah menentukan berapa banyak biaya untuk memproduksi 100 popok bayi dengan menggunakan teknologi terbaik yang ada ketika = $1 dan = $1 atau $5. Teknok terbaik untuk memproduksi 1000 popok atau 10.000 popok mungkin sepenuhnya berbeda.



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Perusahaan yang memaksimalkna keuntungan disemua industri harus menentukan tiga pilihan seperti : berapa banyak output yang akan ditawarkan, bagaimana memproduksi output itu dan berapa banyak tipa input yang akan diminta. Kita mengasumsikan bahwa perusahaan menjalankan bisnis untuk mencetak laba. Laba sama dengan penerimaan total dikurangi biaya total. Biaya total atau biaya ekonomis meliputi biaya yang benar-benar dikeluarkan dan biaya oportunitas tiap faktor produksi, termasuk tingkat penghasilan nilai modal.
Tingkat penghasilan normal (normal rate of return) modal dimasukkan dalam biaya total karena dengan mengikat sumber daya dalam simpanan modal perusahaan akan menghasilkan biaya peluang. Jika anda memulai suatu bisnis atau membeli bahan suatu perusahaan, anda melakukannya karena anda berharap mendapatkan tingkat penghasilan normal. Investor tidak akan menginvestasikan uangnya pada suatu bisnis jika mereka tidak memperkirakan akan mendapatkan tingkat penghasilan normal. Tingkat laba atau profit poeitif terjadi ketika suatu perusahaan mendapatkan tingkat penghasilan modal diatas normal.
Hubungan antar input dan outut (teknologi produksi) yang dinyatakan dengan angka atau secara matematis disebut dengan funsi produksi atau fungsi produk total. Produk marjinal suatu input variable adalah output tambahan yang akan diproduksi oleh unit tambahan input itu jika semua input lain tetap konstan.
Salah satu keputusan utama yang harus diambil oleh semua perusahaan adalah teknologi mana yang akan digunakan. Perusahaan yang memaksimalkan laba akan memilih kombinasi input yang meminimalkan biaya dan memaksimalkan laba.