PERILAKU
PERUSAHAAN YANG MEMAKSIMALKAN LABA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku
manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah
adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan
alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Atau dengan kata lain, problema
dasar dari Ekonomi adalah bagaimana menggunakan semua sumber daya yang
terbatas, untuk selanjutnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sebaik-baiknya.
Permasalahan itu kemudian menyebabkan kelangkaan, juga menyebabkan beberapa perilaku
yang berasal dari produsen dan konsumen.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dalam
dua besaran, yaitu mikro ekonomi dan makro ekonomi. Ilmu Ekonomi
Makro adalah ilmu yang mempelajari Ekonomi dalam tatarannya terhadap Kebijakan
Pemerintah, inflasi dan deflasi, tingkat pengangguran, dan seterusnya.
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam
lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Salah satu bagian dari pembahasan mikro ekonomi adalah
mempermasalahkan kemampuan produsen, pada saat menggunakan sumber daya (input)
yang ada untuk menghasilkan atau menyediakan produk yang bernilai maksimal bagi
konsumennya.
Pembahasan tentang perilaku produsen inilah yang
kemudian diangkat sebagai tema untuk melihat sejauh mana sebuah perusahaan
dalam memproduksi kebutuhan konsumen-konsumennya. Sehingga kendala pada
pengambilan keputusan seberapa banyak peralatan produksi dan jumlah tenaga
kerja untuk memenuhi permintaan konsumen-konsumennya.
Dengan pendekatan Ekonomi Mikro, terutama yang
menyangkut perilaku produsen, khususnya suatu hukum yang disebut “the law of
diminishing of returns” serta produksi optimal, diharapkan dapat dicapai
kesimpulan mengenai berapa tingkat penggunaan sumberdaya atau input sehingga
mampu menghasilkan keuntungan maksimal bagi perusahaan.
B. Batasan Masalah
Pada
penulisan makalah ini, Penulis hanya akan membahas mengenai :
- Bagaimana perilaku perusahaan yang
memaksimumkan laba ?
- Bagaimana penggunaan Fungsi
produksi : -
produk total
-
produk marginal
-
produk rata-rata
- Bagaimana fungsi produksi dengan 2 variabel ?
- Bagaimana Pilihan Teknologi ?
1.3
Tujuan Penulisan
Penulisan
makalah ini ditujukan untuk mencapai keputusan yang harus di ambil oleh sebuah
perusahaan, berapa tingkat penggunaan input sehingga menghasilkan keuntungan
maksimal bagi perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERILAKU PERUSAHAAN YANG
MEMAKSIMALKAN LABA
1. Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah organisasi yang didirikan ketika seseorang atau sekelompok
orang memutuskan untuk menghasilkan barang atau jasa guna memenuhi permintaan
yang di lihatnya, kebanyakan perusahaan muncul dalam rangka menghasilkan laba.
Semua perusahaan harus mengambil beberapa keputusan dasar untuk mencapai hal
yang ingin kita asumsikan sebagai laba utama mereka atau keuntungan maksimum.
Dalam perusahaan ada tiga keputusan yang harus diambil yaitu:
a. Berapa keluaran yang akan ditawarkan
(kuantitas produksi)
b. Bagaimana memproduksi keluaran itu
(tekhnik produksi atauteknologi mana yang akan digunakan?
c. Dari masing-masing masukan (input),
berapa yang akan diminta?
Pilihan pertama dan terakhir dihubungkan oleh pilihan kedua. Begitu suatu
perusahaan memutuskan berapa banyak yang akan diproduksi, pilihan metode
produksi menentukan input yang diperlukan oleh perusahaan itu. Jika suatu
perusahaan sweater memutuskan untuk memproduksi 5.000 sweater pada bulan ini,
perusahaan itu tahu berapa banyak pekerja produksi yang akan dibutuhkan, berapa
banyak listrik yang akan digunakan, berapa banyak yang akan dibeli, dan berapa
banyak mesin jahit yang akan dijalankan.
Demikian pula, teknik produksi, segala jenis kuantitas input menentukan jumlah
output yang bisa diproduksi. Tentunya jumlah mesin dan pekerja yang
dipekerjakan di pabrik sweater menentukan berapa banyak sweater yang di
produksi.
Mengubah teknologi produksi akan mengubah hubungan antara kuantitas input dan
output. Suatu kebun buah yang menggunakan peralatan mahal untuk menaikkan mesin
pemetik buah ke pohon akan memanen lebih banyak buah dengan pekerja lebih
sederhana. Dua teknologi berbeda juga bisa memproduksi kuantitas output yang
sama. Misalnya, suatu pabrik tekstil yang sudah terkomputerisasi secara
keseluruhan yang hanya mempekerjakan beberapa pekerja untuk menjalankan mesin
mungkin memproduksi jumlah sweater yang sama dengan pabrik tanpa mesin canggih
tapi menggunakan banyak pekerja. Suatu perusahaan yang memaksimalkan laba
memilih teknologi yang meminimalkan biaya untuk tingkat output tertentu.
2. Keuntungan Dan Biaya Ekonomis
Kita
mengasumsikan bahwa perusahaan menjalankan bisnis untuk mencetak laba (keuntungan)
dan bahwa perilaku perusahaan diarahkan oleh tujuan pemaksimalan laba.
Laba atau keuntungan (Profit) adalah perbedaan antar penerimaan
total dan biaya total.
Laba =
penerimaan total – biaya total
Penerimaan
(revenue) total adalah
jumlah yang diterima dari penjualan produk. Nilainya sama dengan jumlah unit
yang terjual (q) dikali harga yang diterima per unit (p). Biaya (cost)
total kurang bisa didefinisikan secara langsung. Kita mendefinisikan
biaya total disini dengan memasukkan; biaya yang sudah dikeluarkandan dan biaya
oportunitas total dari semua input atau factor produksi.
a. Biaya yang sudah dikeluarkandan (out
of pocket cost) kadang-kadang disebut juga dengan biaya ekplisit atau biaya
akuntansi.
b. Biaya oportunitas sering disebut
dengan biaya implisit.
Biaya
ekonomis meliputui
biaya peluang total dari segala input. Istilah laba mulai
sekarang berarti keuntungan (profit) ekonomis. Jadi bila kita katakana laba =
penerimaan total – biaya total, yang sebenarnya dimaksudkan adalah
Keuntungan
ekonomis = penerimaan total – biaya ekonomis total
Alasan kita
memperhitungkan biaya oportunitas adalah karena kita tertarik menganalisis
perilaku perusahaan dari sudut pandang investor potensial atau pesaing baru
potensial. Jika saya berpikir hendak membeli suatu perusahaan, atau saham di
suatu perusahaan, atau memasuki sutu industri sebagai perusahan baru, saya
perlu memperhatikan biaya total dari produksi itu. Sebagai contoh, jika suatu
perusahaan keluarga mempekerjakan tiga anggota keluarga tapi tidak member
mereka upah, masih ada satu biaya: biaya oportunitas tenaga kerja itu. Dalam
mengevaluasi bisnis dari sisi luarnya , biaya ini harus ditambahkan.
Biaya
oportunitas yang terpenting yang dimasukkan dalam biaya ekonomis adalah biaya
oportunitas modal. Cara kita memperlakukan biaya oportunitas modal adalah
menambahkan tingkat penghasilan normal (normal rate f return) sebagai bagian
dari biaya ekonomis.
Tingkat
penghasilan normal ketika seseorang memutuskan untu memulai suatu perusahaan,
orang itu harus menggunakan sumber daya. Untuk mengoperasikan suatu perushaan
manufaktur kita perlu pabrik dna beberapa peralatan. Untuk memulai membuka
sebuah restoran, kita perlu membeli panggangan, oven, meja, kursi, dan
seterusnya. Dengan kata lain, kita harus berinvestasi dalam modal. Untuk
memulai suatu bisnis internet, kita perlu situs, beberapa peralatan computer,
beberapa software, dan desain situs web. Investasi seperti ini memerlukan
sumber daya yang tetap terikat dengan perusahaan sepanjang perusahaan itu masih
beroperasi. Bahkan perusahaan yang telah lama beropersi harus terus
berinvestasi. Pabrik dan peralatan bisa usang dan harus diganti. Perushaan yang
memutuskan untuk berekspansi harus memasukkan modal baru. Hal ini penting bagi perusahaan
perseorangan, di mana sumber daya langsung datang dari pemilik sendiri, maupun
untuk suatu korporasi, di mana sumber daya yang dibutuhkan untuk investasi
datang dari pemegang saham.
Tingkat
penghasilan (rate of return) adalah arus pendapatan bersih tahunan yang
dihasilkan oleh suatu investasi dinyatakan sebagai presentase dari investasi
total. Sebagia contoh, jika seseorang menanamkan investasi $ 100.000 dalam
modal untuk memulai restoran kecil dan restoran itu menghasilkan aliran dana $
15.000tiap tahun, kita katakan proyek ini memiliki “tingkat penghasilan” 15
persen. Kadan kita menyebut tigkat penghasilan sebagai hasil
investasi.
Tingkat
penghasilan normal (normsl rate of return) adalah tingkat yang cukup memadai
untuk membuat pemilik atau investor tetap puas. Jika tingkat penghasilan turun
dibawah normal, akan sulit atau mustahil bagi para manajer untuk menggalang
sumber daya yang dibutuhkan untuk membeli modal baru. Pemilik perusahaan itu
akan menerima tingkat penghasilan yang lebih rendah daripada yang bisa mereka
terima di tempat lain dalam perekonomian, dan mereka tidak akan punya isentif
untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut.
Jika perusahaan memiliki penerimaan yang cukup mantap dan masa depan terlihat
aman, tingkat penghasilan normal nilainya sangat dekat dengan tingkat bunga
obligasi pemerintah yang bebas risikio. Saya pasti tidak akan membuat para
investor tetap tertarik pada perusahaan saya jika saya tidak membayar mereka
dengan tingkat penghasilan yang setara dengan obligasi korporasi atau obligasi
pemerintah yang bebas risiko. Jika perusahaan saya solid dan kondisi
perekonomian mantap, saya mungkin harus membayar tingkat yang jauh lebih
tinggi. Akan tetapi, jika perusahaan saya berada dalam industry yang sangat spekulatif
dan masa depan perekonomian tidak menentu, saya mungkin harusmembayar tingkat
penghasilan yang jauh lebih besar lagi agar pemilik saham saya tetap senang.
Sebagai ganti mengambil risiko seperti itu mereka kan berharap adanya
penghasilan yang lebih tinggi.
Tingkat penghasilan yang normal dianggap sebagai bagian biaya total suatu
bisnis. Menambahkan tingkat penhasilan normal pada biaya total memiliki
implikasi penting: Ketika suatu perusahaan menghasilkan persis sama dengan
tingkat penghasilan normal, perusahaan itu menghasilkan laba nol. Jika
tingkat laba positif, perusahaan menghasilkan tingkat penghasilan atas modal
yang berada diatas normal.
3. Keputusan Jangka Pendek Dan
Dibandingkan Jangka Panjang
Keputusan
yang diambil oleh suatu perusahaan, berapa banyak akan diproduksi, bagaimana
memproduksi, dan input apa yang diminta, semuanya mempertimbangkan waktu. Jika
suatu perusahaan memutuskan bahwa perusahaan itu ingin melipatgandakan atau
melipattigakan outputnya., perusahaan itu perlu waktu mengatur pendanaan,
menggunakan jasa arsitek dan kontraktor, dan membangun suatu pabrik baru.
Perencanaan ekspansi besar perlu waktu bertahun-tahun. Sementara itu,
perusahaan itu harus memutuskan beberapa banyak akan diproduksi dalam kendala
pabrik yang lama. Jika suatu perusahaan memutuskan untuk keluar dari suatu
bisnis, perlu waktu untuk mengatur cara keluar yang teratur. Mungkin ada
kewajiban kontrak yang harus dipenuhi, peralatan yang kan dijual, dan
seterusnya. Sekali lagi, perusahaan harus memutuskan apa yang akan dilakukan
sementara waktu.
Jangka
pendek (Short run) didefinisikan : (1) suatu skala tetap (atau factor produksi tetap) dan (2)
tidak ada yang masuk atau keluar dari industri itu. Pertama, jangka pendek
didefinisikan sebagai jangka waktu di mana beberapa factor produksi membuat
mereka terkunci pada skala operasi saat ini. Kedua, perusahaan baru tidak bisa
masuk ke dalam dan perusahaan lama tidak bisa keluar dari suatu industry dalam
jangka pendek. Perusahaan mungkin membatasi operasinya, tapi mereka masih
terkekang dalam beberapa biaya, mekipun mereka mungkin sedang dalam proses
keluar dari bisnis.
Dalam jangka
panjang (long run), tidak ada faktor produksi yang tetap. Perusahaan
bisa merencanakan untuk tiap tingkat output yang mereka inginkan. Mereka bisa
menggandakan atau melipattigakan output, misalnya. Disamping itu perusahaan
baru bisa memulai operasi (memasuki industri), dan perusahaan yang ada bisa
keluar dari bisnis (keluar dari industri).
Tidak ada
aturan pasti yang memperinci berapa lama jangka pendek itu sebenarnya. Intinya
hanyalah bahwa perusahaan membuat dua jenis keputusan : keputusan yang mengatur
operasi harian perusahaan itu dan keputusan yang melibatkan perencanaan
strategis jangka panjang. Kadang keputusan penting bisa diimplementasikan dalam
kurun waktu mingguan, tapi sering pula prose situ perlu waktu bertahun-tahun.
4. Dasar-Dasar Keputusan
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, tiga
keputusan fundamental suatu perusahaan diambil dengan tujuan memaksimalkan laba
atau keuntungan. Karena laba sama dengan penerimaan total dikurangi biaya
total. Tiap perusahaan perlu tahu berapa banyak biaya produksi produknya dan
berapa banyak produk yang bisa dijual pada tingkat itu.
Dasar pengambilan keputusan, yaitu :
a. Harga pasar output
b. Tenik produksi yang tersedia
c. Harga input
Harga output
menentukan penerimaan potensial. Teknik yang tersedia member tahu saya berapa
banyak tiap input yang saya perlukan, dan harga input member tahu saya bearapa
banyak biayanya. Tekik produksi yang tersedia dan harga input yang menentukan
biaya.
B. PROSES PRODUKSI
Proses
diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya
sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh
suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan
barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga
diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu
dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah
kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses
produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu
barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat
kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi
merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau
jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin,
bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
Teknologi produksi terkait dengan input dan output. Kuantitas tertentu suatu input
dibutuhkan untuk memproduksi tiap jasa atau barang tertentu. Sebagian besar
outpu biaya diproduksi dengan sejumlah teknik berbeda. Kita bisa merunthukan
bangunan lama dan membebaskan suatu kapling untuk menciptakan sebuah taman
dengan beberapa cara, misalnya. 500 laki-laki dan perempuan bisa merobohkannya
dengan godam dan membersihkan puing-puingnya dengan tangan ini disebut
dengan teknologi pada karya (labor-intensive). Taman yang sama
bisa diproduksi oleh dua orang dengan Derek peruntuh, sekop uap, backhoe, dan
truk sampaha; ini merupakan teknologi padat modal (capital-intensive).
Dalam memilih teknologi yang paling
cocok, perusahaan memilih salah satu yang meminimalkan biaya produksi. Bagi
suatu perusahaan dalam suatu perekonomian dengan penawaran tenaga kerja murah
yang berlimpah, tapi sedikit modal, metode produksi yang optimal adalah teknik
padat karya.
1. Fungsi Produksi
Sebuah
fungsi produksi menghubungkan input dengan output. Fungsi tersebut menentukan
kemungkinan output maksimum yang bisa diproduksi dengan sejumlah input tertentu
atau sebaliknya, kuantitas input minimum yang diperlukan untuk memproduksi
suatu tingkat Output tertentu. Fungsi produksi ditentukan oleh teknologi yang
tersedia bagi sebuah perusahaan. Karena itu, input/output untuk setiap sistem
produksi merupakan suatu fungsi dari hubungan tingkat teknologi dari pabrik,
peralatan, tenaga kerja, bahan-bahan dan lain-lain yang digunakan perusahaaan
tersebut. Setiap perbaikan teknologi seperti pemakaian computer untuk melakukan
proses pengendalian yang memungkinkan sebuah perusahaan industri bisa
memproduksi sejumlah output tertentu dengan bahan baku yang lebih sedikit,
energi dan tenaga kerja yang sedikit, atau adanya suatu program latihan yang
bisa meningkatkan produktivitas tenaga kerja, akan menghasilkan sebuah fungsi
produksi yang baru. Sifat-sifat dasar dari fungsi produksi bisa dilukiskan
melalui penelaahan sebuah fungsi produksi sederhana dengan fungsi produksi baru
yang lebih kompleks.
Sifat-sifat
dasar dan fungsi produksi bisa dilukiskan melalui penelaahan sebuah fungsi
produksi sederhana dengan sistem dua-input satu-output. Perhatikan suatu proses
produksi dimana berbagai kombinasi kuantitas antara 2 input (X dan Y) bisa
digunakan untuk memproduksi produk Q. Input X dan Y tersebut bisa melambangkan
sumber daya-sumber daya seperti tenaga kerja dan modal atau enegi dan bahan
baku. Produk Q bisa terwujud TV, video cassette recorder, kapal penumpang,
makanan bayi, susu, tekstil dan bisa juga terwujud jasa seperti perawatan
kesehatan, pendidikan, perbankan dan asuransi, biro konsultan dan lain-lain
2. Produk Total, Rata –Rata Dan
Marjinal
Telah
dibicarakan dimuka bahwa konsep ekonomi yang dikenal sebagai produktivitas
faktor produksi atau tingkat penerimaan faktor produksi berperan penting dalam
proses penentuan kombinasi-kombinasi input yang optimal dalam suatu sistem
produksi. Karena proses optimisasi memerlukan suatu analisis hubungan antara
nilai-nilai total dan marjinal dari suatu fungsi, maka akan sangat berguna
diperkenalkannya konsep-konsep produk total, rata-rata dan marjinal bagi sumber
daya-sumber daya yang digunakan dalam suatu system produksi.
· Produk Total (PT) adalah jumlah
produk yangdihasilkan dari penggunaan sejumlah input
· Produk Marjinal (PM) dari input
variable adalah tambahan output yang akan diproduksi oleh satu satuan tambahan
input, jika semua input lain konstan
· Produk rata-rata (PR) adalah jumlah
rata-rata produk dari tiap unit faktor produksi variabel.
Hubungan
antar input dan outut (teknologi produksi) yang dinyatakan dengan angka atau
secara matematis disebut dengan funsi produksi atau fungsi produk total. Suatu
fungsi produksi memperlihatkan unit produk total sebagai fungsi unit-unit
input.
Bayangkan misalnya
suatu took roti lapis kecil. Semua roti lapis yang dibuat ditoko itu
dipanggang, dan took itu hanya punya satu panggangan, yang hanya cukup untu
digunakan hanya dua orang. Seperti diperlihatkan oleh kolom 1 dan 2 pada fungsi
produksi ditabel 7.2 satu orang yang bekerja sendiri bisa menghasilkan
hanya 10 roti lapis per jam, disamping menjawab telpon menunggu pelanggan,
menjaga meja tetap bersih, dan seterusnya. Pekerja kedua bisa berada di depan
panggangan sepanjang waktu dan tidak cemas terhadap pekerjaan lainnya kecuali
hanya memmbuat roti lapis. Karena kedua pekerja itu bisa menghasilkan25 roti
lapis, pekerja kedua bisa menghasilkan 25-10=15 roti lapis per jam. Orang
ketiga yang mencoba menggunakan panggangan itu makin memmbuat tempat itu sempit,
tapi dengan penggunaan ruang yang cermat, roti lapis bisa diproduksi lebih
banyak. Pekerja ketiga menambah 10 roti lapis per jam. Perhatikanlah bahwa
output tambahan dari pekerja ketiga berkurang karena kendala modal, bukan
karena pekerja ketiga kurang efisien atau kurang bekerja keras. Kita asumsikan
bahwa semua pekerja sama terampilnya.
Pekerja
keempat dan kelima bisa bkerja didepan penggangan hanya ketika tiga pekerja
pertama memmbuat acar, memotong bawang bombai dan membungkus roti lapis yang
mereka buat. Kemudian tiga pekerja pertama harus menunggu untuk kembali ke
panggangan. Pekerja keempat menambah lima roti lapis per jam dan pekerja kelima
hanya menambah 2. Penambahan pekerja keenam tidak menambah output sama sekali:
kapasitas maksimal saat ini di took itu adalah 42 roti lapis per jam.
Tabel 7.2
Fungsi Produksi
(1)
Unit Tenaga Kerja
(karyawan)
|
(2)
Produk Total
(Roti Lapis Per jam)
|
(3)
Produk
Marjinal
Tenaga
Kerja
|
(4)
ProdukRata-Rata Tenaga Kerja
(Produk
Total + Unit Tenaga Kerja)
|
0
1
2
3
4
5
6
|
0
10
25
35
40
42
42
|
-
10
15
10
5
2
0
|
-
10,0
12,5
11,7
10,5
8,4
7,0
|
C. FUNGSI PRODUKSI DENGAN DUA
FAKTOR PRODUKSI VARIABEL
Sejauh ini
kita telah membahas fungsi produksi dengan hanya satu factor produksi variable.
Akan tetapi, input bekerja bersama dalam produksi. Secara umun, modal tambahan
meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Karena modal-bangunan, mesin, dan
seterusnya-tidak berguna tanpa orang yang mengoperasikannya, kita katakana
bahwa modal dan tenaga kerja adalah input komplementer.
Suatu contoh
sedrhana akan memperjelas hal ini. Perhatikanlah kembali toko roti lapis tadi.
Jika permintaan roti lapis mulai melebihi kapasitas toko untuk memproduksinya,
pemilik toko mungkin memutuskan untuk memperluas kapasitasnya. Hal ini berarti
membeli lebih banyak modal dalam bentuk panggangan baru.
Pengangguran
kedua pada dasarnya akan mengadakan kapasitas produktif toko ini. Kapasitas
baru yang lebih tinggi akan berarti bahwa toko roti lapis tidak akan mengalami
hasil yang menurun dengan cepat. Denga hanya satu panggangan, pekerja ketiga
dan keempat kurang produktif karena satu panggangan menjadi sesak orang. Tapi
dengan dua panggangan, pekerja ketiga dan keempat bisa memproduksi 15 roti
lapis per jam dengan menggunakan panggangan kedua. Pada dasarnya, modal
tambahan meningkatkan produktivitas tenaga kerja, yaitu jumlah output yang
diproduksi per pekerja per jam.
Seperti
halnya panggangan baru meningkatkan produktivitas pekerja ditoko roti lapis,
bisnis baru dan modal baru yang digunakan dalam produksi menungkatkan
produktivitas pekerja dinegara-negara seperti Malaysia dan india.
Hubungan
masalah ini terletak pada jantung masalah produktivitas tingkat nasional dan
internasional. Membangun pabrik dan peralatan baru yang modern meningkatkan
produktivitas Negara. Sejak 1950-an, misalnya, jepang telah mengakumulasikan
modal (yakni membangun pabrik dan peralatan ) lebih cepat dari pada Negara lain
didunia. Hasilnya adalah kuantitas rata-rata yang sangat tinggi per pekerja di
jepang.
D. PILIHAN TEKNOLOGI
Contoh toko
roti lapis memperlihatkan bahwa input (factor produksi) adalah komplementer.
Modal meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Pekerja di toko roti lapis lebih
produktif ketika mereka tidak berdesakan disatu panggangan. Demikian pula,
tenaga kerja meningkatkan produktivitas modal. Ketika lebih banyak pekerja
direkrut di suatu pabrik yang mengoperasikan 50 persen kapasitas, mesin yang
sebelumnya menganggur tiba-tiba menjadi produktif.
Akan tetapi,
input juga bisa dipergantikan satu sama lain, jika pekerja menjadi mahal
perusahaan bisa menggunakan teknologi penghemat tanaga kerja yaitu mengganti
tenaga kerja dengan modal. Lini perakitan bisa diotomatiskan dengan mengganti
manusia dengan mesin. Dan tanah bisa digantikan oleh modal jika tanah langka.
Jika modal bisa menjadi besar, barang dan jasa bisa dihasilkan dengan sejumlah
cara. Dengan menggunakan teknologi alternative. Salah satu keputusan utama yang
harus diambil semua perusahaan ialah teknologi mana yang akan digunakan.
Perhatikanlah
pilihan yang tersedia bagi produsen popok bayi di bawah ini, 5 teknik yang
berbeda untuk memproduksi 100 popok sudah tersedia. Teknologi A adalah yang
paling padat karya, memerlukan 10 jam tenaga kerja dan 2 unit modal untuk
menghasilkian 100 popok (anda bisa menganggap unit modal sebagai jam mesin).
Teknologi E adalah yang paling padat modal, yang memerlukan hanya 2 jam tenaga
kerja tapi perlu 10 jam waktu mesin.
Untuk
memilih teknik produksi, perusahaan harus menemukan pasar input untuk menemukan
harga pasar tenaga kerja dan modal saat ini. Berapakah tingkat upah ( ) dan berapakah biaya perjam modal ( )?
Anggaplah
bahwa tenaga kerja dan modal semuanya tersedia dengan harga $1 per unit kolom 4
dari table 7.2 menampilkan perhitungan yang diperlukan untuk menentukan
teknologi mana yang terbaik. Pemenangnya adalah teknologi C. dengan
mengasumsikan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba, perusahaan
tersebut akan memilih teknologi yang paling murah. Dengan menggunakan teknologi
C, perusahaan tersebut bisa memproduksi 100 popok dengan biaya 58. Keempat
teknologi lain memproduksi 100 popok dengan biaya lebih tinggi.
Sekarang
anggaplah bahwa tingkat upah ( ) meningkat
tajam dari $1 menjadi $5. Anda mungkin mengira bahwa peningkatan ini akan
menyebabkan perusahaan mengganti pekerja dengan modal penghemat tenaga kerja.
Seperti yang diperlihatkan pada kolom 5 tabel 7.2 peningkatan dalam tingkat
upah berarti teknologi E sekarang menjadi pilihan untuk meminimalkan biaya bagi
perusahaan tersebut. Dengan menggunakan 10 unit modal dan hanya menggunakan 2
unit tenaga kerja. Perusahaan ini bisa memproduksi 100 popok seharga $20. Semua
teknologi lain sekarang biayanya relative lebih mahal.
Ada dua hal
yang menentukan biaya produksi:
1. Teknologi yang tersedia
2. Harga input
Perusahaan
yang memaksimalkan keuntungan akan memilih teknologi yang meminimalkan biaya
produksi pada suatu harga input pasar saat ini.
Table 1
input yang diperlukan untuk memproduksi 100 popok dengan menggunakan teknologi
alternative
Teknologi
|
Unit Modal
(K)
|
Unit
Tenaga Kerja
|
A
|
2
|
10
|
B
|
3
|
6
|
C
|
4
|
4
|
D
|
6
|
3
|
E
|
10
|
2
|
Table 2
pilihan peminimalan biaya diantara teknologi alternative (100 popok bayi)
Teknologi
|
Unit Modal
(k)
|
Unit
Tenaga Kerja (l)
|
Cost = (L
x )
= $5
= $1
|
(K
x )
= $5
= $1
|
A
|
2
|
10
|
$12
|
$52
|
B
|
3
|
6
|
9
|
33
|
C
|
4
|
4
|
8
|
24
|
D
|
6
|
3
|
9
|
21
|
E
|
10
|
2
|
12
|
20
|
Memandang
Kedepan Biaya Dan Penawaran
Sejauh ini kita baru melihat satu tingkat output. Kita telah menentukan berapa
banyak biaya untuk memproduksi 100 popok bayi dengan menggunakan teknologi
terbaik yang ada ketika = $1 dan = $1 atau $5. Teknok terbaik untuk
memproduksi 1000 popok atau 10.000 popok mungkin sepenuhnya berbeda.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perusahaan yang memaksimalkna keuntungan disemua
industri harus menentukan tiga pilihan seperti : berapa banyak output yang akan
ditawarkan, bagaimana memproduksi output itu dan berapa banyak tipa input yang
akan diminta. Kita mengasumsikan bahwa perusahaan menjalankan bisnis untuk
mencetak laba. Laba sama dengan penerimaan total dikurangi biaya total. Biaya
total atau biaya ekonomis meliputi biaya yang benar-benar dikeluarkan dan biaya
oportunitas tiap faktor produksi, termasuk tingkat penghasilan nilai modal.
Tingkat penghasilan normal (normal rate of return)
modal dimasukkan dalam biaya total karena dengan mengikat sumber daya dalam
simpanan modal perusahaan akan menghasilkan biaya peluang. Jika anda memulai
suatu bisnis atau membeli bahan suatu perusahaan, anda melakukannya karena anda
berharap mendapatkan tingkat penghasilan normal. Investor tidak akan
menginvestasikan uangnya pada suatu bisnis jika mereka tidak memperkirakan akan
mendapatkan tingkat penghasilan normal. Tingkat laba atau profit poeitif
terjadi ketika suatu perusahaan mendapatkan tingkat penghasilan modal diatas
normal.
Hubungan antar input dan outut (teknologi produksi)
yang dinyatakan dengan angka atau secara matematis disebut dengan funsi
produksi atau fungsi produk total. Produk marjinal suatu input variable adalah
output tambahan yang akan diproduksi oleh unit tambahan input itu jika semua
input lain tetap konstan.
Salah satu keputusan utama yang harus diambil oleh
semua perusahaan adalah teknologi mana yang akan digunakan. Perusahaan yang
memaksimalkan laba akan memilih kombinasi input yang meminimalkan biaya dan
memaksimalkan laba.
0 comments:
Post a Comment