Ekonomi dan Bisnis

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sunday, October 23, 2016

BAB 7

PERILAKU PERUSAHAAN YANG MEMAKSIMALKAN LABA
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ekonomi  adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Atau dengan kata lain, problema dasar dari Ekonomi adalah bagaimana menggunakan semua sumber daya yang terbatas, untuk selanjutnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sebaik-baiknya. Permasalahan itu kemudian menyebabkan kelangkaan, juga menyebabkan beberapa perilaku yang berasal dari produsen dan konsumen.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dalam dua besaran, yaitu mikro ekonomi  dan  makro ekonomi. Ilmu Ekonomi Makro adalah ilmu yang mempelajari Ekonomi dalam tatarannya terhadap Kebijakan Pemerintah, inflasi dan deflasi, tingkat pengangguran, dan seterusnya.  Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Salah satu bagian dari pembahasan mikro ekonomi adalah mempermasalahkan kemampuan produsen, pada saat menggunakan sumber daya (input) yang ada untuk menghasilkan atau menyediakan produk yang bernilai maksimal bagi konsumennya.
Pembahasan tentang perilaku produsen inilah yang kemudian diangkat sebagai tema untuk melihat sejauh mana sebuah perusahaan dalam memproduksi kebutuhan konsumen-konsumennya. Sehingga kendala pada pengambilan keputusan seberapa banyak peralatan produksi dan jumlah tenaga kerja untuk memenuhi permintaan konsumen-konsumennya.
Dengan pendekatan Ekonomi Mikro, terutama yang menyangkut perilaku produsen, khususnya suatu hukum yang disebut “the law of diminishing of returns” serta produksi optimal, diharapkan dapat dicapai kesimpulan mengenai berapa tingkat penggunaan sumberdaya atau input sehingga mampu menghasilkan keuntungan maksimal bagi perusahaan.
B.     Batasan Masalah
Pada penulisan makalah ini, Penulis hanya akan membahas mengenai :
-          Bagaimana perilaku perusahaan yang memaksimumkan laba ?
-          Bagaimana penggunaan Fungsi produksi  :    -           produk total
-           produk marginal
-           produk rata-rata
      -     Bagaimana fungsi produksi dengan 2 variabel ?
      -     Bagaimana Pilihan Teknologi ?
                  
 1.3   Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini ditujukan untuk mencapai keputusan yang harus di ambil oleh sebuah perusahaan, berapa tingkat penggunaan input sehingga menghasilkan keuntungan maksimal bagi perusahaan.
  
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PERILAKU PERUSAHAAN YANG MEMAKSIMALKAN LABA
1.    Pengertian Perusahaan
              Perusahaan adalah organisasi yang didirikan ketika seseorang atau sekelompok orang memutuskan untuk menghasilkan barang atau jasa guna memenuhi permintaan yang di lihatnya, kebanyakan perusahaan muncul dalam rangka menghasilkan laba. Semua perusahaan harus mengambil beberapa keputusan dasar untuk mencapai hal yang ingin kita asumsikan sebagai laba utama mereka atau keuntungan maksimum.
              Dalam perusahaan ada tiga keputusan yang harus diambil yaitu:
a.    Berapa keluaran yang akan ditawarkan (kuantitas produksi)
b.    Bagaimana memproduksi keluaran itu (tekhnik produksi atauteknologi mana yang akan digunakan?
c.    Dari masing-masing masukan (input), berapa yang akan diminta?
              Pilihan pertama dan terakhir dihubungkan oleh pilihan kedua. Begitu suatu perusahaan memutuskan berapa banyak yang akan diproduksi, pilihan metode produksi menentukan input yang diperlukan oleh perusahaan itu. Jika suatu perusahaan sweater memutuskan untuk memproduksi 5.000 sweater pada bulan ini, perusahaan itu tahu berapa banyak pekerja produksi yang akan dibutuhkan, berapa banyak listrik yang akan digunakan, berapa banyak yang akan dibeli, dan berapa banyak mesin jahit yang akan dijalankan.
              Demikian pula, teknik produksi, segala jenis kuantitas input menentukan jumlah output yang bisa diproduksi. Tentunya jumlah mesin dan pekerja yang dipekerjakan di pabrik sweater menentukan berapa banyak sweater yang di produksi.
              Mengubah teknologi produksi akan mengubah hubungan antara kuantitas input dan output. Suatu kebun buah yang menggunakan peralatan mahal untuk menaikkan mesin pemetik buah ke pohon akan memanen lebih banyak buah dengan pekerja lebih sederhana. Dua teknologi berbeda juga bisa memproduksi kuantitas output yang sama. Misalnya, suatu pabrik tekstil yang sudah terkomputerisasi secara keseluruhan yang hanya mempekerjakan beberapa pekerja untuk menjalankan mesin mungkin memproduksi jumlah sweater yang sama dengan pabrik tanpa mesin canggih tapi menggunakan banyak pekerja. Suatu perusahaan yang memaksimalkan laba memilih teknologi yang meminimalkan biaya untuk tingkat output tertentu.

2.   Keuntungan Dan Biaya Ekonomis
Kita mengasumsikan bahwa perusahaan menjalankan bisnis untuk mencetak laba (keuntungan) dan bahwa perilaku perusahaan diarahkan oleh tujuan pemaksimalan laba.
Laba atau keuntungan (Profit) adalah perbedaan antar penerimaan total dan biaya total.
Laba = penerimaan total – biaya total


Penerimaan (revenue) total adalah jumlah yang diterima dari penjualan produk. Nilainya sama dengan jumlah unit yang terjual (q) dikali harga yang diterima per unit (p). Biaya (cost) total kurang bisa didefinisikan secara langsung. Kita mendefinisikan biaya total disini dengan memasukkan; biaya yang sudah dikeluarkandan dan biaya oportunitas total dari semua input atau factor produksi.
a.       Biaya yang sudah dikeluarkandan (out of pocket cost) kadang-kadang disebut juga dengan biaya ekplisit atau biaya akuntansi.
b.      Biaya oportunitas sering disebut dengan biaya implisit.
Biaya ekonomis meliputui biaya peluang total dari segala input.  Istilah laba mulai sekarang berarti keuntungan (profit) ekonomis. Jadi bila kita katakana laba = penerimaan total – biaya total, yang sebenarnya dimaksudkan adalah
Keuntungan ekonomis = penerimaan total – biaya ekonomis total
Alasan kita memperhitungkan biaya oportunitas adalah karena kita tertarik menganalisis perilaku perusahaan dari sudut pandang investor potensial atau pesaing baru potensial. Jika saya berpikir hendak membeli suatu perusahaan, atau saham di suatu perusahaan, atau memasuki sutu industri sebagai perusahan baru, saya perlu memperhatikan biaya total dari produksi itu. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan keluarga mempekerjakan tiga anggota keluarga tapi tidak member mereka upah, masih ada satu biaya: biaya oportunitas tenaga kerja itu. Dalam mengevaluasi bisnis dari sisi luarnya , biaya ini harus ditambahkan.
Biaya oportunitas yang terpenting yang dimasukkan dalam biaya ekonomis adalah biaya oportunitas modal. Cara kita memperlakukan biaya oportunitas modal adalah menambahkan tingkat penghasilan normal (normal rate f return) sebagai bagian dari biaya ekonomis.
Tingkat penghasilan normal ketika seseorang memutuskan untu memulai suatu perusahaan, orang itu harus menggunakan sumber daya. Untuk mengoperasikan suatu perushaan manufaktur kita perlu pabrik dna beberapa peralatan. Untuk memulai membuka sebuah restoran, kita perlu membeli panggangan, oven, meja, kursi, dan seterusnya. Dengan kata lain, kita harus berinvestasi dalam modal. Untuk memulai suatu bisnis internet, kita perlu situs, beberapa peralatan computer, beberapa software, dan desain situs web. Investasi seperti ini memerlukan sumber daya yang tetap terikat dengan perusahaan sepanjang perusahaan itu masih beroperasi. Bahkan perusahaan yang telah lama beropersi harus terus berinvestasi. Pabrik dan peralatan bisa usang dan harus diganti. Perushaan yang memutuskan untuk berekspansi harus memasukkan modal baru. Hal ini penting bagi perusahaan perseorangan, di mana sumber daya langsung datang dari pemilik sendiri, maupun untuk suatu korporasi, di mana sumber daya yang dibutuhkan untuk investasi datang dari pemegang saham.
Tingkat penghasilan (rate of return) adalah arus pendapatan bersih tahunan yang dihasilkan oleh suatu investasi dinyatakan sebagai presentase dari investasi total. Sebagia contoh, jika seseorang menanamkan investasi $ 100.000 dalam modal untuk memulai restoran kecil dan restoran itu menghasilkan aliran dana $ 15.000tiap tahun, kita katakan proyek ini memiliki “tingkat penghasilan” 15 persen. Kadan kita menyebut tigkat penghasilan sebagai hasil investasi.   
Tingkat penghasilan normal (normsl rate of return) adalah tingkat yang cukup memadai untuk membuat pemilik atau investor tetap puas. Jika tingkat penghasilan turun dibawah normal, akan sulit atau mustahil bagi para manajer untuk menggalang sumber daya yang dibutuhkan untuk membeli modal baru. Pemilik perusahaan itu akan menerima tingkat penghasilan yang lebih rendah daripada yang bisa mereka terima di tempat lain dalam perekonomian, dan mereka tidak akan punya isentif untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut.
            Jika perusahaan memiliki penerimaan yang cukup mantap dan masa depan terlihat aman, tingkat penghasilan normal nilainya sangat dekat dengan tingkat bunga obligasi pemerintah yang bebas risikio. Saya pasti tidak akan membuat para investor tetap tertarik pada perusahaan saya jika saya tidak membayar mereka dengan tingkat penghasilan yang setara dengan obligasi korporasi atau obligasi pemerintah yang bebas risiko. Jika perusahaan saya solid dan kondisi perekonomian mantap, saya mungkin harus membayar tingkat yang jauh lebih tinggi. Akan tetapi, jika perusahaan saya berada dalam industry yang sangat spekulatif dan masa depan perekonomian tidak menentu, saya mungkin harusmembayar tingkat penghasilan yang jauh lebih besar lagi agar pemilik saham saya tetap senang. Sebagai ganti mengambil risiko seperti itu mereka kan berharap adanya penghasilan yang lebih tinggi.
            Tingkat penghasilan yang normal dianggap sebagai bagian biaya total suatu bisnis. Menambahkan tingkat penhasilan normal pada biaya total memiliki implikasi penting: Ketika suatu perusahaan menghasilkan persis sama dengan tingkat penghasilan normal,  perusahaan itu menghasilkan laba nol. Jika tingkat laba positif, perusahaan menghasilkan tingkat penghasilan atas modal yang berada diatas normal.

3.   Keputusan Jangka Pendek Dan Dibandingkan Jangka Panjang
Keputusan yang diambil oleh suatu perusahaan, berapa banyak akan diproduksi, bagaimana memproduksi, dan input apa yang diminta, semuanya mempertimbangkan waktu. Jika suatu perusahaan memutuskan bahwa perusahaan itu ingin melipatgandakan atau melipattigakan outputnya., perusahaan itu perlu waktu mengatur pendanaan, menggunakan jasa arsitek dan kontraktor, dan membangun suatu pabrik baru. Perencanaan ekspansi besar perlu waktu bertahun-tahun. Sementara itu, perusahaan itu harus memutuskan beberapa banyak akan diproduksi dalam kendala pabrik yang lama. Jika suatu perusahaan memutuskan untuk keluar dari suatu bisnis, perlu waktu untuk mengatur cara keluar yang teratur. Mungkin ada kewajiban kontrak yang harus dipenuhi, peralatan yang kan dijual, dan seterusnya. Sekali lagi, perusahaan harus memutuskan apa yang akan dilakukan sementara waktu.
Jangka pendek (Short run) didefinisikan : (1) suatu skala tetap (atau factor produksi tetap) dan (2) tidak ada yang masuk atau keluar dari industri itu. Pertama, jangka pendek didefinisikan sebagai jangka waktu di mana beberapa factor produksi membuat mereka terkunci pada skala operasi saat ini. Kedua, perusahaan baru tidak bisa masuk ke dalam dan perusahaan lama tidak bisa keluar dari suatu industry dalam jangka pendek. Perusahaan mungkin membatasi operasinya, tapi mereka masih terkekang dalam beberapa biaya, mekipun mereka mungkin sedang dalam proses keluar dari bisnis.
Dalam  jangka panjang (long run), tidak ada faktor produksi yang tetap. Perusahaan bisa merencanakan untuk tiap tingkat output yang mereka inginkan. Mereka bisa menggandakan atau melipattigakan output, misalnya. Disamping itu perusahaan baru bisa memulai operasi (memasuki industri), dan perusahaan yang ada bisa keluar dari bisnis (keluar dari industri).
Tidak ada aturan pasti yang memperinci berapa lama jangka pendek itu sebenarnya. Intinya hanyalah bahwa perusahaan membuat dua jenis keputusan : keputusan yang mengatur operasi harian perusahaan itu dan keputusan yang melibatkan perencanaan strategis jangka panjang. Kadang keputusan penting bisa diimplementasikan dalam kurun waktu mingguan, tapi sering pula prose situ perlu waktu bertahun-tahun.

4.   Dasar-Dasar Keputusan
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, tiga keputusan fundamental suatu perusahaan diambil dengan tujuan memaksimalkan laba atau keuntungan. Karena laba sama dengan penerimaan total dikurangi biaya total. Tiap perusahaan perlu tahu berapa banyak biaya produksi produknya dan berapa banyak produk yang bisa dijual pada tingkat itu.
Dasar pengambilan keputusan, yaitu :
a.       Harga pasar output
b.      Tenik produksi yang tersedia
c.       Harga input
Harga output menentukan penerimaan potensial. Teknik yang tersedia member tahu saya berapa banyak tiap input yang saya perlukan, dan harga input member tahu saya bearapa banyak biayanya. Tekik produksi yang tersedia dan harga input yang menentukan biaya.
B.     PROSES PRODUKSI
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
            Teknologi produksi  terkait dengan input dan output. Kuantitas tertentu suatu input dibutuhkan untuk memproduksi tiap jasa atau barang tertentu. Sebagian besar outpu biaya diproduksi dengan sejumlah teknik berbeda. Kita bisa merunthukan bangunan lama dan membebaskan suatu kapling untuk menciptakan sebuah taman dengan beberapa cara, misalnya. 500 laki-laki dan perempuan bisa merobohkannya dengan godam dan membersihkan puing-puingnya dengan tangan ini disebut dengan teknologi pada karya (labor-intensive). Taman yang sama bisa diproduksi oleh dua orang dengan Derek peruntuh, sekop uap, backhoe, dan truk sampaha; ini merupakan teknologi padat modal (capital-intensive).
            Dalam memilih teknologi yang paling cocok, perusahaan memilih salah satu yang meminimalkan biaya produksi. Bagi suatu perusahaan dalam suatu perekonomian dengan penawaran tenaga kerja murah yang berlimpah, tapi sedikit modal, metode produksi yang optimal adalah teknik padat karya.
1.      Fungsi Produksi
Sebuah fungsi produksi menghubungkan input dengan output. Fungsi tersebut menentukan kemungkinan output maksimum yang bisa diproduksi dengan sejumlah input tertentu atau sebaliknya, kuantitas input minimum yang diperlukan untuk memproduksi suatu tingkat Output tertentu. Fungsi produksi ditentukan oleh teknologi yang tersedia bagi sebuah perusahaan. Karena itu, input/output untuk setiap sistem produksi merupakan suatu fungsi dari hubungan tingkat teknologi dari pabrik, peralatan, tenaga kerja, bahan-bahan dan lain-lain yang digunakan perusahaaan tersebut. Setiap perbaikan teknologi seperti pemakaian computer untuk melakukan proses pengendalian yang memungkinkan sebuah perusahaan industri bisa memproduksi sejumlah output tertentu dengan bahan baku yang lebih sedikit, energi dan tenaga kerja yang sedikit, atau adanya suatu program latihan yang bisa meningkatkan produktivitas tenaga kerja, akan menghasilkan sebuah fungsi produksi yang baru. Sifat-sifat dasar dari fungsi produksi bisa dilukiskan melalui penelaahan sebuah fungsi produksi sederhana dengan fungsi produksi baru yang lebih kompleks.
Sifat-sifat dasar dan fungsi produksi bisa dilukiskan melalui penelaahan sebuah fungsi produksi sederhana dengan sistem dua-input satu-output. Perhatikan suatu proses produksi dimana berbagai kombinasi kuantitas antara 2 input (X dan Y) bisa digunakan untuk memproduksi produk Q. Input X dan Y tersebut bisa melambangkan sumber daya-sumber daya seperti tenaga kerja dan modal atau enegi dan bahan baku. Produk Q bisa terwujud TV, video cassette recorder, kapal penumpang, makanan bayi, susu, tekstil dan bisa juga terwujud jasa seperti perawatan kesehatan, pendidikan, perbankan dan asuransi, biro konsultan dan lain-lain

2.      Produk Total, Rata –Rata Dan Marjinal
Telah dibicarakan dimuka bahwa konsep ekonomi yang dikenal sebagai produktivitas faktor produksi atau tingkat penerimaan faktor produksi berperan penting dalam proses penentuan kombinasi-kombinasi input yang optimal dalam suatu sistem produksi. Karena proses optimisasi memerlukan suatu analisis hubungan antara nilai-nilai total dan marjinal dari suatu fungsi, maka akan sangat berguna diperkenalkannya konsep-konsep produk total, rata-rata dan marjinal bagi sumber daya-sumber daya yang digunakan dalam suatu system produksi.

·         Produk Total (PT) adalah jumlah produk yangdihasilkan dari penggunaan sejumlah input
·         Produk Marjinal (PM) dari input variable adalah tambahan output yang akan diproduksi oleh satu satuan tambahan input, jika semua input lain konstan
·         Produk rata-rata (PR) adalah jumlah rata-rata produk dari tiap unit faktor produksi variabel.

Hubungan antar input dan outut (teknologi produksi) yang dinyatakan dengan angka atau secara matematis disebut dengan funsi produksi atau fungsi produk total. Suatu fungsi produksi memperlihatkan unit produk total sebagai fungsi unit-unit input.
Bayangkan misalnya suatu took roti lapis kecil. Semua roti lapis yang dibuat ditoko itu dipanggang, dan took itu hanya punya satu panggangan, yang hanya cukup untu digunakan hanya dua orang. Seperti diperlihatkan oleh kolom 1 dan 2 pada fungsi produksi ditabel 7.2  satu orang yang bekerja sendiri bisa menghasilkan hanya 10 roti lapis per jam, disamping menjawab telpon menunggu pelanggan, menjaga meja tetap bersih, dan seterusnya. Pekerja kedua bisa berada di depan panggangan sepanjang waktu dan tidak cemas terhadap pekerjaan lainnya kecuali hanya memmbuat roti lapis. Karena kedua pekerja itu bisa menghasilkan25 roti lapis, pekerja kedua bisa menghasilkan 25-10=15 roti lapis per jam. Orang ketiga yang mencoba menggunakan panggangan itu makin memmbuat tempat itu sempit, tapi dengan penggunaan ruang yang cermat, roti lapis bisa diproduksi lebih banyak. Pekerja ketiga menambah 10 roti lapis per jam. Perhatikanlah bahwa output tambahan dari pekerja ketiga berkurang karena kendala modal, bukan karena pekerja ketiga kurang efisien atau kurang bekerja keras. Kita asumsikan bahwa semua pekerja sama terampilnya.
Pekerja keempat dan kelima bisa bkerja didepan penggangan hanya ketika tiga pekerja pertama memmbuat acar, memotong bawang bombai dan membungkus roti lapis yang mereka buat. Kemudian tiga pekerja pertama harus menunggu untuk kembali ke panggangan. Pekerja keempat menambah lima roti lapis per jam dan pekerja kelima hanya menambah 2. Penambahan pekerja keenam tidak menambah output sama sekali: kapasitas maksimal saat ini di took itu adalah 42 roti lapis per jam.
Tabel 7.2 Fungsi Produksi
(1)
Unit Tenaga Kerja
(karyawan)
(2)
Produk Total
(Roti Lapis Per jam)
(3)
Produk Marjinal
Tenaga Kerja
(4)
ProdukRata-Rata Tenaga Kerja
(Produk Total + Unit Tenaga Kerja)
0
1
2
3
4
5
6
0
10
25
35
40
42
42
-
10
15
10
5
2
0
-
10,0
12,5
11,7
10,5
8,4
7,0


                                         
C.   FUNGSI PRODUKSI DENGAN DUA FAKTOR PRODUKSI VARIABEL
Sejauh ini kita telah membahas fungsi produksi dengan hanya satu factor produksi variable. Akan tetapi, input bekerja bersama dalam produksi. Secara umun, modal tambahan meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Karena modal-bangunan, mesin, dan seterusnya-tidak berguna tanpa orang yang mengoperasikannya, kita katakana bahwa modal dan tenaga kerja adalah input komplementer.
Suatu contoh sedrhana akan memperjelas hal ini. Perhatikanlah kembali toko roti lapis tadi. Jika permintaan roti lapis mulai melebihi kapasitas toko untuk memproduksinya, pemilik toko mungkin memutuskan untuk memperluas kapasitasnya. Hal ini berarti membeli lebih banyak modal dalam bentuk panggangan baru.
Pengangguran kedua pada dasarnya akan mengadakan kapasitas produktif toko ini. Kapasitas baru yang lebih tinggi akan berarti bahwa toko roti lapis tidak akan mengalami hasil yang menurun dengan cepat. Denga hanya satu panggangan, pekerja ketiga dan keempat kurang produktif karena satu panggangan menjadi sesak orang. Tapi dengan dua panggangan, pekerja ketiga dan keempat bisa memproduksi 15 roti lapis per jam dengan menggunakan panggangan kedua. Pada dasarnya, modal tambahan meningkatkan produktivitas tenaga kerja, yaitu jumlah output yang diproduksi per pekerja per jam.
Seperti halnya panggangan baru meningkatkan produktivitas pekerja ditoko roti lapis, bisnis baru dan modal baru yang digunakan dalam produksi menungkatkan produktivitas pekerja dinegara-negara seperti Malaysia dan india.
Hubungan masalah ini terletak pada jantung masalah produktivitas tingkat nasional dan internasional. Membangun pabrik dan peralatan baru yang modern meningkatkan produktivitas Negara. Sejak 1950-an, misalnya, jepang telah mengakumulasikan modal (yakni membangun pabrik dan peralatan ) lebih cepat dari pada Negara lain didunia. Hasilnya adalah kuantitas rata-rata yang sangat tinggi per pekerja di jepang.

D.    PILIHAN TEKNOLOGI
Contoh toko roti lapis memperlihatkan bahwa input (factor produksi) adalah komplementer. Modal meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Pekerja di toko roti lapis lebih produktif ketika mereka tidak berdesakan disatu panggangan. Demikian pula, tenaga kerja meningkatkan produktivitas modal. Ketika lebih banyak pekerja direkrut di suatu pabrik yang mengoperasikan 50 persen kapasitas, mesin yang sebelumnya menganggur tiba-tiba menjadi produktif.
Akan tetapi, input juga bisa dipergantikan satu sama lain, jika pekerja menjadi mahal perusahaan bisa menggunakan teknologi penghemat tanaga kerja yaitu mengganti tenaga kerja dengan modal. Lini perakitan bisa diotomatiskan dengan mengganti manusia dengan mesin. Dan tanah bisa digantikan oleh modal jika tanah langka. Jika modal bisa menjadi besar, barang dan jasa bisa dihasilkan dengan sejumlah cara. Dengan menggunakan teknologi alternative. Salah satu keputusan utama yang harus diambil semua perusahaan ialah teknologi mana yang akan digunakan.
Perhatikanlah pilihan yang tersedia bagi produsen popok bayi di bawah ini, 5 teknik yang berbeda untuk memproduksi 100 popok sudah tersedia. Teknologi A adalah yang paling padat karya, memerlukan 10 jam tenaga kerja dan 2 unit modal untuk menghasilkian 100 popok (anda bisa menganggap unit modal sebagai jam mesin). Teknologi E adalah yang paling padat modal, yang memerlukan hanya 2 jam tenaga kerja tapi perlu 10 jam waktu mesin.
Untuk memilih teknik produksi, perusahaan harus menemukan pasar input untuk menemukan harga pasar tenaga kerja dan modal saat ini. Berapakah tingkat upah ( ) dan berapakah biaya perjam modal ( )?
Anggaplah bahwa tenaga kerja dan modal semuanya tersedia dengan harga $1 per unit kolom 4 dari table 7.2 menampilkan perhitungan yang diperlukan untuk menentukan teknologi mana yang terbaik. Pemenangnya adalah teknologi C. dengan mengasumsikan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba, perusahaan tersebut akan memilih teknologi yang paling murah. Dengan menggunakan teknologi C, perusahaan tersebut bisa memproduksi 100 popok dengan biaya 58. Keempat teknologi lain memproduksi 100 popok dengan biaya lebih tinggi.
Sekarang anggaplah bahwa tingkat upah ( ) meningkat tajam dari $1 menjadi $5. Anda mungkin mengira bahwa peningkatan ini akan menyebabkan perusahaan mengganti pekerja dengan modal penghemat tenaga kerja. Seperti yang diperlihatkan pada kolom 5 tabel 7.2 peningkatan dalam tingkat upah berarti teknologi E sekarang menjadi pilihan untuk meminimalkan biaya bagi perusahaan tersebut. Dengan menggunakan 10 unit modal dan hanya menggunakan 2 unit tenaga kerja. Perusahaan ini bisa memproduksi 100 popok seharga $20. Semua teknologi lain sekarang biayanya relative lebih mahal.
Ada dua hal yang menentukan biaya produksi:
1.      Teknologi yang tersedia
2.      Harga input
Perusahaan yang memaksimalkan keuntungan akan memilih teknologi yang meminimalkan biaya produksi pada suatu harga input pasar saat ini.


Table 1 input yang diperlukan untuk memproduksi 100 popok dengan menggunakan teknologi alternative
Teknologi
Unit Modal (K)
Unit Tenaga Kerja
A
2
10
B
3
6
C
4
4
D
6
3
E
10
2


Table 2 pilihan peminimalan biaya diantara teknologi alternative (100 popok bayi)

Teknologi
Unit Modal
(k)
Unit Tenaga Kerja (l)
Cost = (L x )
= $5
= $1
(K x )
= $5
= $1
A
2
10
$12
$52
B
3
6
9
33
C
4
4
8
24
D
           6          
3
9
21
E
10
2
12
20


Memandang Kedepan Biaya Dan Penawaran
            Sejauh ini kita baru melihat satu tingkat output. Kita telah menentukan berapa banyak biaya untuk memproduksi 100 popok bayi dengan menggunakan teknologi terbaik yang ada ketika = $1 dan = $1 atau $5. Teknok terbaik untuk memproduksi 1000 popok atau 10.000 popok mungkin sepenuhnya berbeda.



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Perusahaan yang memaksimalkna keuntungan disemua industri harus menentukan tiga pilihan seperti : berapa banyak output yang akan ditawarkan, bagaimana memproduksi output itu dan berapa banyak tipa input yang akan diminta. Kita mengasumsikan bahwa perusahaan menjalankan bisnis untuk mencetak laba. Laba sama dengan penerimaan total dikurangi biaya total. Biaya total atau biaya ekonomis meliputi biaya yang benar-benar dikeluarkan dan biaya oportunitas tiap faktor produksi, termasuk tingkat penghasilan nilai modal.
Tingkat penghasilan normal (normal rate of return) modal dimasukkan dalam biaya total karena dengan mengikat sumber daya dalam simpanan modal perusahaan akan menghasilkan biaya peluang. Jika anda memulai suatu bisnis atau membeli bahan suatu perusahaan, anda melakukannya karena anda berharap mendapatkan tingkat penghasilan normal. Investor tidak akan menginvestasikan uangnya pada suatu bisnis jika mereka tidak memperkirakan akan mendapatkan tingkat penghasilan normal. Tingkat laba atau profit poeitif terjadi ketika suatu perusahaan mendapatkan tingkat penghasilan modal diatas normal.
Hubungan antar input dan outut (teknologi produksi) yang dinyatakan dengan angka atau secara matematis disebut dengan funsi produksi atau fungsi produk total. Produk marjinal suatu input variable adalah output tambahan yang akan diproduksi oleh unit tambahan input itu jika semua input lain tetap konstan.
Salah satu keputusan utama yang harus diambil oleh semua perusahaan adalah teknologi mana yang akan digunakan. Perusahaan yang memaksimalkan laba akan memilih kombinasi input yang meminimalkan biaya dan memaksimalkan laba.